Who Else Wants to Learn Arabic So They Can Speak Arabic Confidently and Naturally?

Halaman

Tampilkan postingan dengan label sejarah islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah islam. Tampilkan semua postingan

padang Mahsyar dan Neraka



“Allah Azza wa Jalla akan mengumpulkan seluruh manusia setelah mereka bangkit dari kuburnya. Mereka berjalan menuju mahsyar, sebuah tempat di mana Allah Azza wa Jalla akan kumpulkan makhluk yang pertama hingga yang terakhir. Mahsyar adalah sebuah tempat yang rata. Tidak ada tempat yang tinggi, tidak pula ada gunung maupun bukit. Tempat yang rata, semua makhluk akan berkumpul di sana.” (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 201)

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke (mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran roti yang bersih.” Sahl z dan selainnya berkata: “Tidak ada di sana tanda (tempat keberadaan) bagi seorangpun.” (HR. Al-Bukhari no. 6521 dan Muslim no. 790)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran 185)

Kita semua sedang bergerak dan berjalan kepada titik yang telah ditentukan oleh Allah yang disebut dengan kematian. Dan setelah wafat, kita akan masuk ke alam barzakh, yakni sebuah alam yang Allah takdirkan sebagai tempat roh-roh dan jasad yang telah wafat menjelang datangnya hari kiamat. Dari nabi Adam ‘alayhis salaam hingga manusia-manusia yang hidup menjelang hari kiamat.

Dan setelah tiba masanya, dunia pun akan berakhir sebagaimana yang Allah Subhaanahu wa Ta’alaa terangkan di dalam Al Quran. Dimana dunia ini akan hancur. Langit yang kokoh berdiri akan jatuh ke bumi. Bintang-bintang bertabrakan. Air laut akan tumpah ke darat. Dan semua kehidupan pun akan berakhir.

Setelah hari kiamat terjadi dengan ditiupnya sangkakala oleh malaikat Israfil, maka habislah kehidupan dunia, dan kemudian disusul dengan tiupan yg kedua, dimana semua manusia dari nabi Adam ‘alayhis salaam sampai manusia yang paling akhir meninggal di permukaan bumi ini akan dibangkitkan lagi oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa untuk dimintai pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan diatas permukaan bumi ini.

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup (1) . Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat”. (QS. Al-Haaqqah 13-15)


“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”. (QS. Az-zumar 68)

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur

Dan pada hari itulah ketika manusia bangkit dari kubur, manusia pun terheran-heran, terutama bagi manusia-manusia yang tidak percaya dengan adanya hari berbangkit. Mereka membantah nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wasallam dan mereka juga menertawakan orang-orang yang beriman ketika orang-orang yang beriman mengikuti nabi yang mereka cintai Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wa sallam dengan menyatakan,

“Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk”. (QS. Yaasiin 78-79)

Merekalah manusia-manusia yang percaya akan adanya hari kiamat hanya dibibir saja. Maka, ketika bertemu dengan hari kiamat, mereka pun terkejut dan saling bertanya-tanya diantara mereka.

“Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)”. (QS. Yaasiin 52)

Dan terlebih lagi bagi orang-orang kafir. Mereka sangat ketakutan pada hari dimana manusia dibangkitkan dari alam kubur.

“Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari yang berat.” (QS. Al-Qamar 8)


“Apabila ditiup sangkakala, Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, Bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah”. (QS. Al-Muddatstsir 8-10)

Kenapa berat? Jelas sekali karena mereka tidak mempunyai persiapan. Dan selama di dunia, mereka pun tidak percaya dengan adanya hari berbangkit. Mereka tidak percaya dengan adanya hari perhisaban, yang mana yang baik akan di balas baik dan yang buruk akan dibalas buruk.


“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya pula”. (QS Al-zalzalah 8)

Dan ketika manusia tidak percaya dengan hari berbangkit atau percayanya hanya di lisan saja, maka mayoritas perbuatan buruk pun akan dilakukan daripada perbuatan-perbuatan baik.

Dekatnya jarak matahari dengan kita pada hari kiamat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).

Namun amat disayangkan, banyak sekali diantara kita kaum muslimin dan muslimat yang lupa bahkan cenderung tidak perduli akan datangnya hari yang berat ini. Yaah.. kita tidak perduli. Bahkan diantara kita tidak punya persiapan untuk hari setelah berakhirnya kehidupan dunia ini.

Berapa lamakah manusia tinggal di dunia ini?

Di yaumul mahsyar manusia pun saling bertanya-tanya diantara sesama mereka berapa tahun sebenarnya kita tinggal di dunia ini?

“Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”(2) (Qs. Al-Mu’minuun 112-114)

Begitu pula diterangkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa pada surah As-Sajdah dan An-Naazi’at,

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”(3) (QS. As-Sajadah 5)

“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.”(4) (QS. An-naazi’at 46)

Saudaraku muslim dan muslimah..

Kalau kita menyadari bahwasanya tinggal didunia hanya untuk waktu sore atau pagi saja jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat, akankah kita menggunakan waktu yang singkat ini hanya untuk mendapatkan kebahagiaan atau kenikmatan dunia yang hanya sesaat saja? Atau kita akan menggunakan waktu tersebut untuk mendapatkan kebahagiaan yang abadi? Kita harus berpikir berulang-ulang kalau waktu yang singkat ini hanya untuk memikirkan kehidupan yang sangat sebentar tersebut dan melupakan kehidupan yang abadi. Kalau demikian, berarti kita sedang menuju kepada murka Allah yang maha dahsyat.

Catatan amal dan perbuatan akan dikeluarkan

Dan ketika hari hisab telah datang, maka dipertontonkanlah kepada manusia seluruh perjalanan kehidupannya di muka bumi ini. Lengkap dengan seluruh catatan-catatan amalnya.

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Rabmu tidak menganiaya seorang juapun”. (Qs. Al-Kahfi 49)

Orang-orang yang menghiasi kehidupannya dengan kemaksiatan, kekufuran, penyelisihan terhadap syari’at yang dibawa nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, akan takut melihat apa yang ada di dalam catatan amal mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’alaa menerangkan dalam ayatnya,

“Maka Dia akan berteriak: “Celakalah aku”. (Qs. Al-Insyiqaaq 11)

Apa yang telah dijelaskan diatas tadi bukanlah sekedar cerita kosong belaka. Akan tetapi semua itu sebagai nasehat kepada kita agar jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan yang mengucapkan kalimat “Celakalah aku” pada saat di padang mahsyar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memperlihatkan neraka jahannam di yaumul mahsyar

Dan tahukah engkau duhai saudariku.. Allah Subhaanahu wa Ta’alaa akan datangkan dan perlihatkan surga dan neraka di yaumul mahsyar sehingga akan ciutlah nyali yang melihatnya.

“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.” (QS Al-Fajr : 23)

Berkata Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, “Didatangkan neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali kekang, setiap tali kekang diseret 70.000 malaikat.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)

Maka, apabila tali kekangan dilepaskan oleh malaikat, neraka akan menghancurkan apa yang ada di padang mahsyar. Berarti, ada 4,9 milyar malaikat Allah yg bertugas memegang neraka jahannam supaya tidak menghancurkan apa yang ada di sekitarnya. SubhaanAllaah.. Pemandangan yang sangat dahsyat. Ditambah lagi saat kita mengingat dosa, kesalahan dan ketidakpatuhan kita kepada Allah dan RasulNya, penentangan demi penentangan, pelanggaran demi pelanggaran terhadap syari’at membuat nyali kita ciut dan bertanya-tanya akankah kita selamat dari neraka ini ataukah tidak?

Pada saat itu, manusia akan ditanya oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa

“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Apakah jawabanmu kepada para rasul?. Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya menanya.” (Qs. Al-Qashash 65-66)

Didatangkan para Malaikat dan Rasul

Begitu pula didatangkan para malaikat dan para Rasul untuk di tanyakan apakah mereka mendakwahkan kepada kekufuran sebagaimana yang diterangkan pada Qs. Al-Maidah dan Qs. As-Saba’

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Maidah 116-117)

Dan pada QS. As-Saba’

“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat: “Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu? Malaikat-malaikat itu menjawab: “Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung Kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin(5); kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (Qs. As-Saba’ 40-41)

Dialog yang terjadi antara orang-orang yang menyesatkan dan disesatkan pada hari kiamat nanti, khususnya di Padang Mahsyar

Adapun dialog yang terjadi di padang mahsyar yang dahsyat adalah antara orang-orang yang menyesatkan dan disesatkan. Dan dialog inilah yang banyak kita temukan didalam Al-Quran dimana orang yang disesatkan minta pertanggungjawaban kepada orang-orang yang menyesatkan di permukaan bumi.

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Qs. Al-Baqarah 166)

“Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka (6), mereka berkata: “Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau”. Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta”. (QS. An-nahl 86)

“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? mereka menjawab: “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. sama saja bagi kita, Apakah kita mengeluh ataukah bersabar. sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (Qs. Ibrahim 21)

“Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?” Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sSesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)”. (Qs. Al-Ghafir 47-48)

“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.”Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (Qs. Al-Baqarah 167)

Dan orang-orang yang sesat pun tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa meminta pertanggungjawaban dari orang-orang yang menyesatkan. Mereka pun hanya bisa meminta kepada Allah untuk menyiksa orang-orang yang menyesatkan dengan siksaan yang berlipat.

“Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Allah berfirman: “Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”. (Qs. Al-A’raf 38)

Begitu pula dalam firmanNya

“ Ya Tuhan Kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (Qs. Al-Ahzab 68)

“Mereka berkata (lagi): “Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka”. (Qs. Shaad 61)

“Dan orang-orang kafir berkata: “Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina”. (Qs. Fushilat 29)

Dan berkata setan di yaumul mahsyar kepada orang-orang yang meminta pertanggung jawabannya akibat dia telah menyesatkan orang-orang tersebut.

“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (Qs. Ibrahim 22)

Subhanallah.. Jelas sekali bahwasanya setan merupakan musuh kita yang nyata. Mari kita renungkan diri kita sebelum semuanya terlambat. Didalam Al-Quran pun telah banyak peringatan agar kita tidak mengikuti setan karena hanya akan membawa kita kepada murka Allah Subhaanahu wa Ta’alaa. Allah dan RasulNya pun telah menerangkan kepada kita jalan kebenaran dan jalan kesesatan, dan kita pun sungguh telah diberikan kekuatan oleh Allah untuk berjalan di atas jalan kebenaran sebagaimana kita telah diberikan kekuatan untuk mengarungi jalan kesesatan. Dan jalan-jalan itu adalah pilihan kita apakah kita mengikuti jalan kebenaran atau kita mengikuti jalannya setan.

Teman yang buruk merupakan salah satu jalan setan menyesatkan kita

Teman yang buruk adalah salah satu jalan setandalam menyesatkan kita. Bermula dari ajakan setan melalui teman-teman yang tidak baik, sahabat-sahabat yang tidak baik, tetangga yang tidak baik dan semisalnya bisa mengakibatkan kita ikut dalam kesesatan setan.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Perumpamaan teman yang saleh dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, maka bisa jadi dia menghadiahkan parfumnya kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wangi darinya. Sedangkan pandai besi, jika apinya tidak membakar bajumu maka kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)

Yah… Kita memang diperintahkan untuk memilih teman, karena teman memang mempunyai pengaruh kepada kehidupan kita.

Dan ketahuilah saudariku, di akhirat kelak saat setan dan orang-orang yang menyesatkan berlepas diri dari kita, maka kita pun ingin kembali ke dunia untuk berlepas diri dari mereka. Dan kita pun hanya bisa berandai-andai saja. Sekiranya saya bisa kembali ke dunia, maka saya tidak akan menjadikan kalian sebagai teman. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’alaa,

“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan (7) itu teman akrab(ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (Qs. Al-Furqan 28-29)

“Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) Dia berkata: “Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)”. (Qs. Az-Zukhruf 38)

Sisa berapakah usia kita?

Saudaraku.. Semoga Allah selalu merahmati kita..

Ingatlah.. Dunia hanyalah kehidupan yang singkat. Umur kita paling hanya antara 60 sampai 70 tahun seperti yang telah di sabdakan nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.” [HR Ibnu Majah, no. 4.236; Tirmidzi, no. 3.550. Lihat Ash Shahihah, no. 757].

Kalau memang kita menyadari akan hal itu, kira-kira tinggal berapakah sisa umur kita dimuka bumi ini yang bisa kita gunakan untuk kebaikan? Kita perlu perhitungan dengan matang karena diakhirat nanti semua akan berlepas diri.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (Qs. ‘Abasa 34-37)

Penyesalan di akhirat tidak ada artinya

Ketahuilah saudaraku.. Di padang mahsyar, orang-orang kafir dan orang-orang yang banyak berbuat maksiat ingin kembali ke dunia untuk bertaubat. Mereka ingin kembali ke dunia untuk menjadi orang-orang yang patuh kepada Allah dan RasulNya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (Qs. Ibrahim 44).

“Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Qs. Al-Mu’minun 106-108)

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya(8), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul”. (Qs. Al-Furqan 27)

“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Qs. As-Sajdah 12).

Semua ini merupakan nasihat untuk saya, anda dan kita semua. Jangan sampai di hari akhir kelak kita berangan-angan ingin jadi orang shalih di dunia. Karena semua itu tiada gunanya. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memasukkan kita ke dalam golongan yang ada dalam firmanNya berikut ini,

“Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Qs. As-Sajdah 12)

Kita harus menjadi orang shalih di sini, di dunia, bukan di sana. Kita harus bertekad kalau kita harus menjadi orang shalih yang patuh dan taat kepada Allah dan rasulNya selama berada di dunia, karena tidak ada manfaatnya kalau sudah berada di yaumul mahsyar.

Semua penyesalan itu tidak ada artinya. Semua permintaan itu tidak ada gunanya kalau itu terjadi di padang mahsyar. Teruslah mengingat-ingat peringatan Allah agar kita bisa memikirkan segala tindak tanduk kita di permukaan bumi ini. Kita hidup di dunia untuk patuh kepada Allah dan RasulNya. Kita hidup di dunia untuk menjalankan perintah Allah. Kita hidup di dunia untuk lari dari larangan-larangan Allah.

Karena Allah telah memberikan peringatan dan pelajaran dengan menurunkan Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu. Tapi ketika manusia tidak mau mengikutinya, tidak mau membacanya, tidak mau mentadabburinya, tidak mau patuh dan taat terhadap perintahNya, akhirnya manusia pun mengakui bahwasanya merekalah orang-orang yang ingkar di permukaan bumi.

“Mereka berkata: “Aduhai, celaka kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. (Qs. Al-Anbiyaa’ 14)

“Supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah )” (Qs. Az-Zumar 56)

Dan berkata pula orang-orang kafir sebagaimana yang Allah kabarkan dalam surat Al-Mulk,

“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (Qs. Al-Mulk 10)

Dialog antara penduduk surga dan penduduk neraka

Penduduk surga bertanya kepada penduduk neraka seperti yang diterangkan dalam firmanNya

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, Dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. (Qs. Al Muddatstsir 42-47)

Terpaksa mereka mengakui akan keburukan-keburukan mereka, karena memang sudah tidak ada jalan untuk berbenah dan bertaubat.

Balasan setimpal dengan amalan

Dan setelah itu masa hisab pun tiba. Dan buahnya adalah yang sesat dan melenceng akan dimasukkan ke dalam tempat yang pantas untuk mereka. Pada saat itu malaikat-malaikat pun mempersilahkan orang-orang yang sesat di permukaan bumi untuk menikmati adzab neraka. Malaikat berucap sebagaimana di terangkan dalam Al-Qur’an,


“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (Qs. Az-Zumar 71-72)

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zalim (musyrik) itu: “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal, kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Yunus 52)

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”. (Qs. Al-Ahqaaf 20)

“Masukklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); Maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Ath-Thur 16)

Maka timbul pertanyaan, Siapakah yang sanggup bersabar di dalam neraka?

Penduduk Neraka dan Surga dapat saling melihat

Penduduk surga dan penduduk neraka bisa saling melihat. Dan ini merupakan adzab tersendiri bagi penduduk neraka. Bayangkanlah.. di dalam kobaran api, bisa melihat orang yang sedang berada di dalam kenikmatan yang luar biasa. Dan akhirnya, penduduk neraka meminta air kepada penduduk surga.

“Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu”. mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (Qs. Al-A’raf 50)

Gagal minta air kepada penduduk surga, penduduk neraka pun minta air kepada Allah Subhaanahu wa Ta’alaa.

“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Qs. Al-Kahfi 29)

Penghuni neraka minta diringankan adzab

Penduduk neraka minta kepada Allah untuk diringankan adzab. Dan minta kepada para malaikat untuk mendo’akan mereka agar Allah mau meringankan adzab mereka

“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari. Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” mereka menjawab: “Benar, sudah datang”. penjaga-penjaga Jahannam berkata: “Berdoalah kamu”. dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (Qs. Al-Mu’min 49-50)

Setelah penduduk neraka gagal minta diringankan adzabnya, mereka pun akhirnya minta dimatikan saja. Renungkanlah, banyak sekali manusia yang haus akan kehidupan dunia, banyak manusia tidak perduli akan kematian, banyak manusia yang ingin hidup selama-lamanya dengan kenikmatan dunia. Tapi di akhirat, kalau dia menjadi penduduk neraka, dia pun menginginkan kematian.

“Mereka berseru: “Hai Malik(9) biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (Qs. Az-Zukhruf 77-78)

Saudaraku.. Ini hanyalah segelintir peringatan Allah Subhaanahu wa Ta’alaa kepada kita. Namun, dengan yang segelintir ini, semoga mampu memberikan kita kesadaran bahwasanya kehidupan di dunia ini hanya sebentar. Apalah arti kesuksesan dunia, apabila akhirat kita menderita. Apalah makna kekayaan dan kekuasaan di dunia, kalau itu hanya akan mengantarkan kita ke neraka.

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. (Qs. Az-Zumar 15



kisah Suraqah bin Malik



Menuju Arafah dari Jabal Tsaur biasanya banyak orang menyambung cerita kisah penghijrahan Rasulullah SAW dan Saiyidina Abu Bakar As Siddiq. Kisah yang sangat menyentuh hati kita ialah peristiwa Suraqah bin Malik. Bagaimana kisahnya?!
Rasa kecewa, marah dan putus asa berkecamuk dalam dada para pembesar Quraisy. Mereka gagal menghalang langkah Rasulullah SAW dan Saiyidina Abu Bakar RA yang berhijrah ke Yasrib. Padahal mereka sudah mengepung rumah Rasulullah SAW, bahkan sudah sampai di pintu Gua Tsaur, tempat persembunyian Rasulullah SAW dan sahabatnya, As Siddiq. Akhirnya mereka memutuskan membuat tawaran untuk menangkap keduanya. Agar tidak terlalu berat menanggung malu, tawaran itu diumumkan ke seluruh kabilah yang banyak di sepanjang jalan antara Makkah dan Yasrib.
“Barang siapa yang berhasil membawa Muhammad, hidup atau mati, maka baginya seratus ekor unta betina yang hampir beranak.” Begitulah pengumuman mereka.
Dengan segera berita itu tersebar ke mana-mana. Tak terkecuali ke Madlaj, kampung kecil di pinggiran kota Makkah. Ketika utusan dari Makkah datang membawa berita tawaran itu, beberapa penduduk kampung itu sedangberbincang bincang di tempat pertemuan biasa di kampung itu. Mendengar pengumuman itu, seorang pemuda bernama Suraqah bin Malik Al Madlaji sangat tertarik. Dia bertekad merebut hadiah besar itu. Rasa tamak mendorongnya ingin memenangkan tawaran itu sendirian. Kerana itu, ia tidak memceritakan rencananya kepada orang lain.
Kebetulan, ada seorang lelaki datang ke tempat pertemuan warga kampung itu. Dia bercerita bahwa baru saja dia bertemu dengan tiga orang musafir. Dia merasa, ketiga orang itu adalah Muhammad, Abu Bakar dan seorang penunjuk jalan.
“Tidak mungkin!” bantah Suraqah. “Mereka adalah Bani Fulan yang tadi lalu di sini untuk mencari unta mereka yang hilang,” kata Suraqah untuk menarik perhatian mereka.
“Mungkin saja,” kata yang lain mengiyakan Suraqah. Cerdik Suraqah, siasatnya tak menimbulkan kecurigaan orang-orang kampung itu. Ketika mereka beralih membicarakan isu yang lain, diam-diam Suraqah menyelinap keluar. Ia bergegas pulang. Sampai di rumah, ia menyuruh budaknya menyiapkan kuda dan membawanya ke sebuah lembah yang telah ditentukan dan menambatkannya di sana.
“Keluarlah dari pintu belakang. Hati-hati, jangan sampai dilihat orang! Siapkan juga senjataku,” perintah Suraqah.
Beberapa saat kemudian, Suraqah pergi menyusul. Setelah berjumpa dengan budaknya, segera ia mengenakan baju besi, menyandang pedang dan memasang pelana. Kemudian dia menunggang kudanya selaju-lajunya. Dalam fikirannya terbayang seratus ekor unta akan berada dalam genggamannya.
Suraqah bin Malik terkenal sebagai penunggang kuda yang handal. Sosok badannya tinggi besar, pandangan matanya tajam. Sangat sesuai menjadi pakar pencari jejak. Tidak ada jalan yang sulit baginya. Apalagi kudanya tangkas dan terlatih baik.
Suraqah terus menunggang laju kudanya. Tanpa diduga, tiba-tiba kaki kudanya tersandung sesuatu lalu Suraqah pun jatuh terguling. “Celaka kau kuda!” katanya menyumpah kesal.
Tanpa mempedulikan rasa sakit, ia melompat lagi ke atas kudanya dan terus menunggangnya. Baru beberapa langkah, kudanya terjatuh lagi. Suraqah merasa semakin kesal tetapi. Belum pernah ia mengalami kejadian seperti ini. Sempat terdetik di hatinya untuk kembali saja ke kampungnya. Tapi cita-citanya untuk memiliki seratus ekor unta membakar semangatnya untuk menunggang kembali kudanya.
Tiba-tiba dada Suraqah berombak. Berdebar tetapi gembira. Kegembiraan yang luar biasa menguasai hatinya. Tidak begitu jauh di depan, dia melihat tiga orang sedang berjalan. Dia yakin mereka adalah targetnya. Perlahan-lahan ia mendekati mereka. Bila sampai dalam jarak yang sangat dekat, tangannya bergerak mengambil busur. Kuasa Tuhan mengatasi segalanya. Mukjizat Rasulullah berlaku, tiba-tiba tangannya menjadi kaku, sedikitpun tak dapat digerakkan. Kaki kudanya terbenam pasir. Debu-debu berterbangan di sekitarnya, membuat matanya kabur dan tak dapat melihat. Dicobanya memaksa kudanya tetapi sia-sia saja. Kaki kudanya tertanam di padang pasir seakan dipasak. Dalam keadaan panik, Suraqah akhirnya menjerit, 
“Tolong,tolong berdoalah kepada Tuhan kalian, supaya Dia melepaskan kaki kudaku. Aku berjanji tidak akan mengganggu kalian!”
Rasulullah menoleh, tersenyum, dan berdoa. Sungguh menakjubkan, kaki kuda Suraqah bebas dari cengkaman pasir. Suraqah merasa heran dan kagum. Namun rasa tamak yang telah menguasai dirinya membuatkan ia melupakan janjinya. Secara tiba-tiba ia melaju ke depan untuk mengejar Rasulullah SAW . Malang baginya, kaki kudanya terbenam lagi, bahkan lebih parah dari yang pertama. Rasa takut menguasai hatinya. Ia segera memohon belas kasihan kepada Rasulullah SAW.
“Ambillah bekalanku, harta, dan senjataku. Aku berjanji, demi Allah, tidak akan mengganggu kalian lagi,” ucap Suraqah.
“Kami tidak membutuhkan hartamu. Jika kamu menyuruh setiap orang yang hendak mengejar kami supaya kembali, itu sudah cukup bagi kami,” jawab Rasulullah SAW. Rasulullah lantas berdoa, dan bebaslah Suraqah dan kudanya.
“Demi Tuhan, saya tidak akan mengganggu tuan-tuan lagi. Aku akan menyuruh setiap orang yang berusaha mengejar kalian supaya pulang nanti,” janji Suraqah seraya berbalik untuk pulang.
“Apa yang engkau kehendaki dari kami?” tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah, wahai Muhammad, saya yakin agama yang engkau bawa akan menang dan kekuasaan engkau akan tinggi. Berjanjilah padaku, apabila aku datang menemuimu nanti, sudilah engkau bermurah hati padaku untuk menerimaku.”
“Hai Suraqah, bagaimana jika pada suatu waktu engkau memakai gelang kebesaran Kisra?” tanya Rasulullah SAW.
“Gelang kebesaran Kisra bin Hurmuz?” cetus Suraqah hairan.
“Ya, gelang kebesaran Kisra bin Hurmuz!”
“baiklah Tuliskanlah itu untukku.”
Rasulullah menyuruh Saiyidina Abu Bakar RA menulis pada sepotong tulang, lalu beliau memberikan tulang itu kepada Suraqah.
Setelah yakin Rasulullah dapat meneruskan perjalanannya dengan aman, Suraqah kembali pulang. Di tengah jalan ia berpesan kepada orang-orang yang hendak mengejar Rasulullah SAW. “Kembalilah kalian semuanya! Telah kuperiksa seluruh tempat dan jalan-jalan yang mungkin dilaluinya. Namun aku tidak menemukan Muhammad ! dan kalian semua tidak seahli aku dalam mencari jejak!” Jerit Suraqah kepada mereka.
Dengan kecewa, orang-orang itu membatalkan niatnya. Sementara Suraqah tetap merahsiakan pertemuannya dengan Rasulullah SAW. Setelah ia yakin benar Rasulullah SAW telah tiba di Madinah, barulah ia membuka rahsia itu. Mendengar cerita Suraqah, Abu Jahal tersangat marah dan menjerit, “Pengecut! Tak tahu malu! Engkau benar-benar bodoh!” teriak Abu Jahal.
“Hai Abul Hakam! Demi Allah, kalaulah engkau mengalami peristiwa yang kualami ketika kaki kudaku terbenam ke dalam pasir, engkau akan yakin dan tak akan ragu sedikit pun, bahwa Muhammad itu benar-benar utusan Allah. Baiklah, siapa yang sanggup menentangnya, silakan!” sahut Suraqah tak mau mengalah.
Hari terus berganti. 
Sepuluh tahun kemudian, Rasulullah yang dulunya meninggalkan kampung halamannya  kini berhasil menaklukan kota Mekah, kota kelahirannya. Saat itulah, para pembesar Quraisy yang selama ini memusuhinya, datang menghadap dengan kepala tunduk. Rasa takut dan cemas memenuhi hati mereka. Keinginan mereka hanya satu: Mohon belas kasihan dan mengharapkan ampunan Rasulullah SAW dan menyakini baginda bukanlah pendendam, karenanya mereka semua dilepas dan dimaafkan. “Pergilah, kalian semua bebas,” ucap Rasulullah.
Beberapa saat kemudian, datang seorang lelaki dengan menunggang kuda. Ia ingin sekali menemui Rasulullah SAW. Lelaki itu adalah Suraqah yang ingin menyatakan imannya di hadapan Rasulullah SAW langsung. Tidak lupa dia membawa sepotong tulang bertuliskan perjanjian Rasulullah SAW kepadanya sepuluh tahun yang lalu. Suraqah berhasil menemui Rasulullah SAW di Ja’ranah, di perkemahan pasukan berkuda bersama kaum Ansar. Tetapi orang-orang yang ada di sekeliling perkemahan itu tidak mengizinkan Suraqah untuk menghampiri baginda.
“Berhenti! Berhenti! Hendak ke mana engkau?” Halang mereka.
Suraqah diam saja. Pukulan dan usaha para sahabat untuk menghalanginya tidak dihiraukan. Ia terus melaju sehingga dekat dengan Rasulullah SAW yang sedang duduk di atas unta. Saat itupun Rasulullah SAW melihatnya, Suraqah segera mengangkat tulang yang dipegangnya.
“Wahai Rasulullah, saya Suraqah bin Malik. Dan inilah tulang bertuliskan perjanjian engkau kepadaku dahulu.”
“Mari ke sini wahai Suraqah! Hari ini adalah hari menepati janji!” sahut Rasulullah SAW.
Di hadapan Rasulullah, Suraqah mengikrarkan keislamannya. Tak lama kemudian, hanya dalam waktu lebih kurang sembilan bulan sesudah keislamannya, Rasulullah SAW kembali menemui ilahi. Semua sahabat bersedih, begitu Suraqah. Bayangan masa lalunya muncul, ketika ia hendak membunuh Rasulullah SAW yang mulia, hanya karena tamakkan seratus ekor unta. Sedangkan sekarang andaikata seluruh unta di muka bumi dikumpulkan untuknya, tiadalah berharga dibanding ujung kuku . Tanpa disedarinya, dia mengulangi ucapan Rasulullah SAW kepadanya, 
“Bagaimana, hai Suraqah, jika engkau memakai gelang kebesaran Kisra?”
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, umat Islam dipimpin oleh Saiyidina Abu Bakar As Siddiq. Tetapi, hingga Saiyidina Abu Bakar wafat Suraqah belum memperolehi janji Rasulullah SAW kepadanya karena memang persia  belum ditakluki. Namun Suraqah tidak pernah ragu, suatu waktu janji itu pasti terbukti. Ya, diakhir zaman Khalifah Saiyidina Umar bin Khattab, tentera Islam berhasil menaklukan kerajaan Persia.
Beberapa utusan panglima Sa’ad bin Abi Waqqash yang telah menakluk Persia tiba di Madinah. Selain melaporkan kemenangan-kemenangan yang dicapai tentera Muslim, mereka juga menyimpan seperlima harta rampasan perang yang diperolehi selama mereka berjuang menegakkan kalimatullah.
Khalifah Umar terpegun melihat timbunan rampasan perang itu. Ada mahkota raja-raja, pakaian kebesaran kerajaan bersulam, dan lain-lain harta benda yang sangat indah. Khalifah mengais ngais timbunan harta itu dengan tongkatnya. Kemudian berpaling kepada orang-orang yang berada di sekitarnya lalu berkata, “Alangkah jujurnya orang-orang yang menyimpan semua ini.”
Ali bin Abi Thalib yang turut ada ketika itu menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, oleh kerana engkau jujur maka rakyat pun jujur juga. Tetapi jika engkau khianat, maka rakyat akan khianat pula.”
Ketika itu, Khalifah Umar mengambil dua gelang kebesaran Kisra dan menyerahkannya kepada Suraqah bin Malik. Saat itulah Suraqah teringat kembali janji Rasulullah kepadanya. Setelah menanti sekian lama, janji itu terbukti akhirnya...


Serangan WTC : Legitimasi Penjajahan Amerika


Serangan  terhadap gedung WTC di kota New York  telah  berlalu. Namun , peristiwa  11 September 2001 (911) masih berdampak hingga kini dan mungkin beberapa tahun ke depan. Pasalnya 911 menjadi dasar bagi AS untuk melancarkan perang globalnya, Global War on terorists (GWOT) , perang melawan terorisme. Tidak lama setelah tragedi WTC, Goerge W. Bush mengultimatum dunia : either you are with us or with terorist . Dunia dihadapkan ‘hanya’ pada dua pilihan ‘ikut AS’ atau masuk dalam kubu teroris yang artinya siap untuk digempur sang Polisi Dunia.

Sejak gendrang perang itu dikobarkan Bush yang ia sebut sebagai ‘Crusade’ (perang salib) korbanpun mulai berjatuhan dan terus bertambah hingga kini. Dan ironisnya, target perang AS sangat focus; umat Islam dan negeri Islam. Atas dasar perang melawan terorisme AS menyerbu Afghanistan dan Irak. Ratusan ribu rakyat sipil terbunuh di Irak pasca pendudukan Amerika . Afghnistan tidak jauh beda. Serangan Amerika telah membunuh lebih dari 3000 muslim .
Umat Islam pun menjadi sasaran perang.  Kalau nama anda berbau ‘arab’ berbau Islam, siap saja menghadapi berbagai kesulitan di negara-negara Barat, mulai dari masuk Bandara hingga diskriminasi dalam pekerjaan. Tidak hanya itu , sebagian besar kelompok yang dimasukkan dalam terorisme adalah kelompok Islam.
Namun, perang melawan terorisme ala AS ini mulai banyak dipertanyakan legitimasinya. Justru pertanyaaan yang maling mendasar adalah peristiwa 911  yang dijadikan alasan oleh AS dalam GWOT-nya. Sebab banyak misteri disekitar 911. What really happened (apa sebenarnya yang terjadi) ? Berbagai tulisan, talk show , sampai film bermunculan mempertanyakan siapa sebenarnya pelaku 911.
Washington Post yang membuat serial 10 Days in September: Inside the War Cabinet mulai Ahad (27/01/02) dan Vision TV Kanada lewat program Insight MediaFile. Lewat siaran yang ditayangkan Vision TV Senin (28/01/02), Barrie Zwicker, kritikus media di Kanada, antara lain berkomentar bahwa CIA, Pentagon, dan Gedung Putih boleh jadi terlibat dalam aksi teror 11 September 2001 yang telah meruntuhkan Gedung World Trade Center (WTC) dan merusak Pentagon.
Di awal kupasannya, Barrie Zwicker menyatakan keprihatinannya, mengapa tidak ada media yang mempertanyakan secara kritis tentang apa yang sebenarnya terjadi pada 11 September itu. Zwicker mempertanyakan mengapa sekian lama tak ada reaksi? Mengapa pesawat tempur dan kuadron udara tidak melakukan operasi intersepsi untuk menghadang aksi pembajakan? Mengapa Pentagon diam untuk masa sekian lama? Dalam buku The Cell Inside 9/11 Plot, And Why the FBI and CIA Failed to Stop It (2002), diungkap bagaimana peringatan dini yang banyak disampaikan oleh sejumlah pihak diabaikan oleh Gedung Putih.
Era Muslim (26/06/2006) melaporkan bahwa pada bulan Juni 2006, sekitar 1.200 orang berkumpul di sebuah hotel di Los Angeles sepanjang akhir pekan kemarin. Mereka mengenakan T-Shirt bertuliskan ‘What Really Happened?’ sebuah pertanyaan yang ditujukan untuk peristiwa 11 September. Mereka yang hadir dalam pertemuan itu berasal dari berbagai kalangan, mulai dari ahli fisika, ahli filsafat dan pakar terorisme yang secara terbuka mencela dan tidak percaya terhadap keterangan versi pemerintah tentang peristiwa 11 September. Dalam pertemuan tersebut, diputar DVD berjudul ’9/11; The Great Illusion.’
Oleh sejumlah kritikus teori-teori yang hanya muncul di media-media terbatas baik internet, talk-show radio dan pers-pers alternatif ini, dicemooh, dianggap liar dan berlebihan. Namun polling pendapat yang dilakukan Zogby pada tahun 2004 mengindikasikan bahwa 49 persen mereka yang tinggal di New York meyakini bahwa para pemimpin AS sebenarnya sudah mengetahui rencana serangan itu dan gagal melakukan tindak pencegahan.
Siapa yang diuntungkan ?
Berbagai fakta-fakta konspirasi sudah di buat. Perdebatan tentang siapa dalang 911 pun masih terus bergulir. Mungkin pertanyaan sederhana siapa yang paling diuntungkan dengan peristiwa ini, bisa menjadi petunjuk. Tentu saja harus disesalkan jatuhnya sekitar 3000 korban jiwa dalam serangan WTC, namun dilihat dari siapa yang paling diuntungkan dalam 911 ini, tampaknya AS. Tidak sedikit yang menyamakan serangan 911 ini dengan serangan Pearl Harbour yang  menjadi alasan bagi AS untuk terlibat dalam perang dunia ke II. Sementaran 911 menjadi alasan bagi AS untuk mengobarkan perang melawan terorisme.
Pendapat ini bahkan muncul dari kalangan militer AS sendiri. Koran Tempo (6/06/2002) memberitakan Letnan Kolonel Steve Butler diskors dari tugasnya karena mengkritik Presiden George W. Bush, panglima tertinggi angkatan bersenjata AS,secara terbuka di koran Monterey County Herald. Menurut dia, Bush sengaja membiarkan terjadinya serangan 11 September 2001. Ia berpikir, Bush membutuhkan serangan itu sebagai pembenaran proyek perang terhadap teroris.“Tentu saja Bush tahu tentang serangan terhadap Amerika yang akan terjadi. Dia tidak memberikan peringatan kepada rakyat Amerika karena ia membutuhkan tindakan terorisme ini. Ayahnya memiliki Saddam dan dia membutuhkan Usamah,” tulis Butler dalam suratnya.
Bukti  bahwa perang ini adalah untuk kepentingan AS sendiri tampak dari banyaknya kebohongan yang dilakukan pemerintah Bush. Eramuslim (11/9/2006) melaporkan Dalam rangka peringatan lima tahun serangan 11 September, Kongres Amerika mengeluarkan laporan yang menyanggah klaim-klaim yang digunakan pemerintah Bush tentang hubungan antara mantan Presiden Irak Sadam Husain dengan aksi serangan tersebut, yang dijadikan dalih oleh Bush untuk melakukan agresi militer ke Irak.Laporan Kongres AS, selain menyanggah penegasan-penegasan terkait dengan kemampuan pemerintah Irak saat itu terhadap produksi senjata pemusnah massal, juga membantah semua penegasan terkait dengan kesimpulan dinas intelijen pemerintah Bush mengenai Irak tahun 2002.
Menurut laporan ini, pemerintah Irak saat itu tidak mungkin mengembangkan program nuklir dan juga tidak mungkin membangun laboratorium bergerak (mobile) untuk pengembangan senjara biologi. Laporan ini menilai informasi-informasi yang diberikan oleh kelompok oposisi Irak “al-muktamar al-wathani al-Iraqi” yang dipimpin Ahmad Shalabi adalah sebuah kesalahan besar.Alat Intervensi Memang perang ini kemudian menjadi alat intervensi bahkan pendudukan AS terhadap negara lain.
Atas perang melawan terorisme AS menyerbu Afghanistan dan Irak. Negara ini juga menggunakan dalih teroris untuk menekan kelompok atau negara yang tidak sejalan dengan kepentingannya. Iran, Korea Utara, Suria, Libya yang cenderung bersebrangan dengan AS diberi julukan poros setan yang melindungi terorisme. Hamas dituduh teroris karena menentang kebijakan AS di Palestina. Berbagai bentuk  kerjasamapun dilakukan oleh AS dengan negara-negara lain atas nama perang melawan terorisme.
Ujung dari intervensi AS tentu saja kepentingan ekonomi  . Dengan menduduki Irak, AS meraih keuntungan dari minyak Irak yang dieksploitasi tanpa diketahui jumlahnya. Bukti atas dugaan bahwa minyak merupakan salah satu faktor terpenting nampak sejak awal invasi. James A. Paul dari Global Policy Forum menyatakan ” AS-Inggris menginvasi Irak pada 20 Maret 2003, dan dengan cepat menata ulang ladang dan sumur minyak.
Saat pasukan koalisi memasuki Baghdad, mereka membuat lingkaran protektif di sekeliling kementerian minyak, dan membiarkan  institusi lainnya tak terjaga, membiarkan penduduk dan pembakara kantor kementerian lainnya, rumah sakit, dan lembaga-lembaga kultural”.
Dalam laporan yang dibuat  Baker-Hamilton pada 2006 dinyatakan bahwa peraturan perminyakan yang baru sangat diperlukan demi investasi asing di Irak. Hasilnya adalah PSA (Product Service Agreement-kesepakatan layanan produksi), yang pada dasarnya merupakan lisensi untuk perampokan. Lewat peraturan perminyakan baru  yang dikeluarkan pada februari 2007 , perusahaan asing dibolehkan memiliki kontrak jangka panjang dan membuat payung hukum untuk melindunginya. Cadangan minyak Irak kemudian akan digarap oleh perusahaan  multinasional berdasarkan kontrak yang berlaku selama 30 tahun.
Ironisnya, perusahaan multinasional tersebut tidak  dapat dituntut ke pengadilan berdasarkan hukum Irak kalau terjadi sengketa atau dibawa ke Badan Pemeriksa Keuangan. Tidak heran jika Hasan Jumat Awwad al Asadi pemimpin serikat pekerja minyak Irak, mengatakan : ’ Sejarah tidak akan pernah memaafkan mereka yang telah mempermainkan kesejahteraan dan takdir rakyat”.
Stigmatisasi Negatif Islam Kepentingan lain dalam perang melawan terorisme adalah menjadi media untuk melakukan stigmatisasi negatif Islam. Ajaran Islam yang bertentangan dengan kepentingan penjajahan Barat seperti penerapan syariah Islam oleh negara dan perintah jihad dikaitkan sebagai ide para teroris.
Kelompok-kelompok jihad  yang pada dasarnya melakukan perlawanan terhadap penjajahan AS , Inggris dan Israel dituduh sebagai kelompok terorisme.  dalam pidato Bush Kamis (6/10/2005) di depan undangan National Endowment of Democracy dan di hadapan The Ronald Reagan Presidential Library dalam kesempatan lain. Untuk pertama kalinya, Bush menyebutkan secara jelas ideologi Islam di balik aksi-aksi terorisme dunia internasional yang menjadi musuh nyata Amerika Serikat saat ini. Selama ini penyebutan Islam sangat dihindari oleh Bush saat berbicara tentang terorisme. Namun, dalam pidato Bush kemarin, kata-kata Islam sangat jelas dia ucapkan. Tentu saja dengan tambahan kata ‘radikal’, ‘fasis’, ‘jihad’.

Bush juga menyebutkan tujuan dari ideologi Islam ini, yakni mendirikan pemerintahan Islam global yang disebut oleh Bush dengan istilah ‘Imperium Islam’ dari Maroko sampai Indonesia, yang akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia dan menggantikan pemerintahan moderat di negeri-negeri Islam. Pidato Bush ini mengarah pada institusi politik Islam—Khilafah Islam—yang memang bersifat global dan menjadikan hukum Islam sebagai sumber hukumnya.
Pidato Bush semakin memberikan gambaran yang jelas kepada umat Islam, bahwa target sebenarnya dari perang melawan terorisme adalah Islam dan umat Islam. Karena itu, dalam pidatonya di atas, Bush banyak melakukan kebohongan dan propaganda jahat  terhadap ideologi Islam, Khilafah Islam, dan jihad.
Masalah Sebenarnya
Banyak pihak yang sudah mengungkapkan  yang saat sekarang ini terjadi lebih merupakan reaksi perlawanan terhadap penindasan dan dominasi AS di dunia internasional, terutama Dunia Islam. Roger Garaudi, salah seorang intelektual Barat yang dikenal kritis, melihat faktor utama pendorong munculnya fundamentalisme Islam adalah kolonialisme Barat, dekedansi Barat, dan munculnya fundamentalisme Zionis Israel. Pendudukan Israel di Palestina sebagai faktor penyebab juga diungkap oleh Yvonne Haddad, Profesor Sejarah Islam Universitas Massachusetts.
Kondisi ini diperparah dengan kebijakan Bush Junior yang terkesan sangat merugikan kaum Muslim. Invasi dan pendudukan AS ke Afganistan dan Irak tentu saja sangat menyakitkan kaum Muslim. Apalagi serangan itu dilandasi oleh kebohongan tentang senjata pemusnah massal Irak yang belum terbukti ada hingga kini. Tidak mengherankan kalau saat ini, serangan terhadap pasukan AS di Irak semakin sering terjadi. Tentu saja bukan hanya oleh kelompok loyalis Saddam, tetapi juga oleh banyak kelompok Islam yang menentang penjajahan AS di Irak.
Akar perlawanan umat Islam (yang sering dituduhkan oleh Amerika sebagai aksi  terorisme ini) yang sering atau sengaja dilupakan oleh AS dan sekutunya. Bisa disebut, selama masalah penjajahan negeri Islam  ini tidak diselesaikan, sampai kapan pun perlawanan terhadap AS, termasuk dalam bentuk kekerasan, akan terus terjadi. Oleh karena itu, kalau dunia memang sungguh-sungguh ingin menghentikan tindakan kekerasan AS harus menghentikan penjajahannya terhadap dunia Islam . (Farid Wadjdi)
MISTERI  DI SEPUTAR 911 ·
  • Jendral Mahmud Ahmed, kepala Dinas Intelijen Pakistan (ISI), yang mempunyai hubungan erat dengan CIA, pada Juli 2001mentransfer uang sebesar US$ 100,000 kepada ‘pilot teroris’ Muhammad Ata. Mahmud Ahmed dari tanggal 4-19 September 2001 melakukan kunjungan resmi ke AS dan secara khusus,  pada 11 September 2001, makan pagi di Capitol Hall dengan dua orang ketua devisi intelijen AS.
  • Mengapa nama 19 pembajak tidak ditemukan pada daftar penumpang? Lima tertangkap pelaku pembajak bunuh diri pun sehat wal afiat.
  • Walikota San Francisco selamat setelah membatalkan  rencananya naik pesawat UA-93 yang dibajak. Dia sebelumnya telah diingatkan oleh seseorang. Menurut The Truth Seeker (11/8/02), sang penelepon  adalah teman lamanya di Gedung Putih, Condoleeza Rice, penasihat utama Presiden Bush di bidang keamanan dan pernah menjabat direksi Chevron.
  • Infotimes.com dan Jerusalem Post melaporkan pesan dan pemberitahuan akan adanya serangan yang disebar via SMS kepada sejumlah karyawan Yahudi dan warga Israel di AS, termasuk yang bekerja di WTC; sekitar 4000 karyawan asal Israel selamat. ·
  • Mengapa sistem pertahanan keamanan AS yang canggih seakan lumpuh dan tidak mampu mengantisipasi serangan tersebut?  Padahal, menurut New York Times (15/05/2002), pada rapat terbatas 6 Agustus 2001, Bush sudah mendapat informasi dari memo intelijen bahwa Bin Laden berniat menyerang AS.·
  • Situs What Really Happened mengungkap bahwa Badan Intelejen Israel (Mossad) terlibat dalam peristiwa serangan 11 September 2001. Dalam artikelnya, situs tadi menyebutkan, PM Israel, Benyamin Nethanyahu, pasca serangan 11 September menyatakan bahwa serangan teror itu sangat menguntungkan  Zionis-Israel dalam merealisasikan tujuannya.  Bukti lainnya yang disebutkan adalah penangkapan lima agen Mossad yang sedang bersuka cita menyaksikan runtuhnya gedung WTC.  Sekelompok agen Mossad memiliki rekaman lengkap serangan 11 September dan terbukti bahwa kamera mereka diletakkan di atas menara kembar WTC. Adapun lima agen Mossad itu dibebaskan tanpa alasan yang jelas.
  • Fox News, CNN, MSNBC, dan jaringan berita lainnya menyediakan rekaman video live dari para saksi mata yang mengklaim bahwa mereka mendengar ledakan-ledakan lain yang keluar dari dalam dan sekitar WTC setelah kedua pesawat itu menabrak kedua menara. Saksi mata ini terdiri dari polisi, petugas pemadam kebakaran, reporter, pebisnis yang sedang berada di sekitar tempat kejadian.
  • Dalam “The Filmmaker’s Commemorative Edition”, sebuah film tentang regu pemadam kebakaran New York, pemadam kebakaran lain memperingatkan dengan jelas tentang kemungkinan peledak peruntuh yang sedang dipasang di menara selatan dan utara WTC, “Lantai demi lantai gedung itu runtuh. Sepertinya mereka mempunyai detonator yang biasa dipasang untuk meruntuhkan sebuah gedung.”
  • Para reporter membuat perbandingan tentang bagaimana kedua menara jatuh dengan cara sebagaimana sebuah bangunan sengaja diruntuhkan. Satu per satu reporter melaporkan, “Kami mendengar sebuah ledakan keras”, “Kami melaporkan ledakan kedua”, “Kami melaporkan ledakan keempat sekarang”, “Puncak gedung baru saja meledak”, ”Kami mendengar ledakan sangat keras, sebuah ledakan, tidak jelas mengapa ledakan itu terjadi.”
  • Apakah WTC tidak hanya ditabrak pesawat? WTC sengaja diruntuhkan? Siapa yang bisa memasang peledak-peledak peruntuh gedung di WTC? David Von Kleist seorang wartawan melakukan konstruksi ulang dengan kembali melihat rekaman peristiwa yang kerusakan dialami sebagian dari bangunan Pentagon yang diklaim akibat serangan Usamah bin Laden. Hal pertama yang perlu dijelaskan adalah ukuran dari pesawat boeing 757 dan kerusakan yang diakibatkannya. Pesawat boeing 757 memiliki lebar sayap 42 meter dan panjang badan pesawat 52 meter dan tinggi 13 meter. Sementara Tinggi bangunan Pentagon yang diklaim rusak akibat tubrukan pesawat adalah 73 kaki dan lebar kerusakan yang diakibatkannya adalah 65 kaki. Pertanyaannya menjadi jelas bagaimana pesawat dengan ukuran di atas membuat kerusakan setengah dari besar dirinya. Mestinya, kerusakan yang diakibatkan lebih besar dari itu.·
  • Sebuah site dengan alamat www.letsroll911.org melakukan penyelidikan ulang saat sebelum pesawat mengenai gedung WTC. Gambar-gambar yang didapat lebih banyak merekam kejadian tabrakan kedua yang mengenai bagian selatan gedung WTC. Dalam gambar tersebut ada sesuatu yang aneh pada badan pesawat. Hal itu dikarenakan bagian bawah badan pesawat seperti ada tambahan tangki penyimpanan. Hal itu tidak seperti pesawat boeing lainnya yang perutnya datar tanpa ada tambahan. Tidak dapat dideteksi secara pasti apa itu namun jelas itu adalah tambahan pada badan pesawat yang tidak lazim pada pesawat boeing.·
  • Ahli Metal Dr. Frank Gayle (Bekerja di NIST) menyatakan bahwa :Sungguh, metal baja tidak akan meleleh hanya oleh kebakaran yang berasal dari bahan bakar biasa. (Menunjukan bahwa melelehnya metal baja itu dikarenakan oleh ledakan yang sangat luar biasa yang dipasang dalam gedung itu dan dikontrol untuk menghancurkan gedung WTC (Adanya controlled demolition).
    Allah SWT berfirman :
    “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu.” (QS Al Hujurat : 6)


Sejarah Sang Pedang Allah (khalid bin al waleed)


Dahulu sebelum masuk Islam Nama Khalid bin Walid sangat termashur sebagai panglima Tentara Kaum Kafir Quraisy yang tak terkalahkan. Baju kebesarannya berkancingkan emas dan mahkota dikepalanya bertahtahkan berlian . Begitu gagah dan perkasanya Khalid baik di Medan perang maupun  ahli dalam menyusun strategi perang.  Pada waktu Perang UHUD melawan tentara Muslimin pimpinan Rosululloh SAW banyak  Suhada yang Syahid terbunuh ditangan Khalid bin Walid dengan dengan  Suara lantang diatas perbukitan  Khalid bin Walid berkata” Hai Muhammad kami sudah Menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”. Rosululloh saw menjawab “Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid , sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid mereka hidupdisisi Alloh SWT penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan , mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akherat menuju surga Alloh karena membela Agama Alloh gugur sebagai syuhada akan tetapi Matinya tentaramu , matinya sebagai Kafir dan dimasukkan ke Neraka Jahannam. Setelah itu Khalid memerintahkan pasukannya untuk kembali, sejak itu Khalid termenung terngiang selalu akan kata kata  Nabi Muhammad saw dan penasaran akan sosok Muhammad saw . Maka Khalid mengutus mata-mata ( intel ) untuk memantau dan mengamati aktivitas Muhammad Saw setelah perang Uhud tersebut. Setelah cukup lama memata-matai Rosululloh akhirnya utusan Khalid bin Walid melaporkan hasil pengamatan tersebut , kata utusan tersebut” Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan muhammad kepada para pasukannya Muhammad  mengatakan ” Aku heran kepada seorang panglima khalid bin Walid yang gagah perkasa dan cerdas , tapi kenapa dia tidak paham dengan AGAMA ALLOH  yang aku bawa , sekiranya Khalid bin Walid tahu dan paham dengan Agama yang aku bawa , dia akan berjuang bersamaku( Muhammad ) , Khalid akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di sampingku. Kata kata mutiara tersebut disampaikan mata-mata Khalid bin walid di Mekkah kepada panglimanya.
Mendengar laporan Intel tersebut semakin membuat Risau Khalid bin Walid hingga akhirnya Khalid memutuskan untuk bertemu Muhammad dengan menyamar dan menggunakan Topeng menutup wajahnya hingga tidak di kenali oleh siapapapun. Khalid berangkat seorang diri dengan menunggang Kuda dan menggunakan baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian namun wajahnya ditutupi Topeng. Di tengah perjalanan Khalid bertemu dengan Bilal yang sedang bedakwah kepada para petani. Dengan Diam-diam Khalid mendengarkan dan menyimak apa yang di sampaikan oleh Bilal yang membacakan surat al hujarat ( Qs 49:13 ) yang artinya” Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh adalah orang-orang yang paling bertaqwa karena sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha Mengenal”
Khalid terperanga bagaimana mungkin Bilal yang kuketahui sebagai Budak hitam dan buta hurup bisa berbicara seindah dan sehebat itu  tentu itu benar perkataan dan Firman Alloh. Namun gerak gerik mencurigakan Khalid bin walid di ketahui sayyidina Ali bin Abi Thalib , dengan lantang Ali berkata” Hai penunggang Kuda Bukalah topengmu agar aku bisa mengenalimu, bila niatmu baik aku akan layani dengan baiki  dan bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan buruk” Kata Ali bin Abi thalib.
Setelah itu dibukalah Topeng tampaklah wajah  Khalid bin Walid seorang Panglima besar kaum Kafir Quraisy yang berjaya diperang UHUD  dengan tatapan mata yang penuh karismatik Khalid berkata” Aku kemari punya Niat baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku masuk Islam” Kata Khalid bin Walid. Wajah Ali yang sempat tegang berubah menjadi berseri-seri” Tunggulah kau di sini Khalid saya akan sampaikan berita gembira ini kepada Rosululloh saw” Kata Ali bi Abi thalib. Bergegas Ali menemui Rosululloh saw dan menyampaikan maksud kedatangan Khalid bin Walid sang panglima perang . Mendengar berita yang disampaikan Ali , wajah rosululloh SAW berseri seri lalu mengambil sorban hijau miliknya lalu dibentangkan di tanah sebagai tanda penghormatan kepada Khalid bin walid  yang akan datang menemuinya. Lalu Rosululloh saw menyuruh Ali menjemput  Khalid untuk menemuinya. Begitu Khalid datang Rosululloh langsung memeluknya. ” Ya rosululloh islam saya ” Kata Khalid bin Walid. Lalu Rosululloh saw mengajarkan kalimat Syahadat kepada Khalid maka Khalid bin walid telah memeluk agama Islam.
Begitu selesai membaca syahadat Khalid bin walid menanggalkan Mahkotanya yang bertahtahkan intan diserahkan kepada rosululloh, begitu pula dengan bajunya yang berkancingkan emas di serahkan juga kepada rosululloh saw. Namun begitu Khalid bin walid akan mencopot pedangnya dan menyerahkannya kepada Rosululloh , Baginda rosululloh melarangnya ” Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid , karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Alloh bersamaku ” Kata Rosululloh saw . dan Nabi memberi gelar pedang tersebut dengan nama “Syaifulloh yang artinya “pedang Alloh yang terhunus. Setelah bergabungnya Khalid bin walid kedalam Islam, bertambah kuatlah pasukan Muslim hingga bisa menaklukan kota Mekkah dan Pasukan Kafir Quraiys secara drastis melemah bagaikan ayam kehilangan induknya
 Khalid bin Walid juga pernah menceritakan perjalanannya dari Mekah menuju Madinah kepada Rasulullah:
“Aku menginginkan seorang teman seperjalanan, lalu kujumpai Utsman bin Thalhah; kuceritakan kepadanya apa maksudku, ia pun segera menyetujuinya. Kami keluar dari kota Mekah sekitar dini hari, di luar kota kami berjumpa dengan Amr bin Ash.
Maka berangkatlah kami bertiga menuju kota Madinah, sehingga kami sampai di kota itu di awal hari bulan Safar tahun yang ke delapan Hijriyah. Setelah dekat dengan Rasulullah saw kami memberi salam kenabiannya, Nabi pun membalas salamku dengan muka yang cerah. Sejak itulah aku masuk Islam dan mengucapkan syahadat yang haq…”
Rasulullah bersabda, “Sungguh aku telah mengetahui bahwa anda mempunyai akal sehat, dan aku berharap, akal sehat itu hanya akan menuntun anda kejalan yang baik…” Oleh karena itulah, aku berjanji setia dan bai’at kepada beliau, lalu aku Mohon “Mohon Rasulullah mintakan ampun untukku terhadap semua tindakan masa laluku yang menghalangi jalan Allah…”
Dalam perang Muktah, ada tiga orang Syuhada Pahlawan, mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah, mereka bertiga adalah Syuhada Pahlawan si Pedang Allah di Tanah Syria. Untuk keperluan perang Muktah ini, pasukan musuh, Pasukan Romawi mengerahkan sekitar 200.000 prajurit.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda, “Panji perang di tangan Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersama panjinya sampai ia tewas. Kemudian panji tersebut diambil alih oleh Ja’far, yang juga bertempur bersama panjinya sampai ia gugur sebagai syahid. Kemudian giliran Abdullah bin Rawahah memegang panji tersebut sambil bertempur maju, hingga ia juga gugur sebagai Syahid.”
“Kemudian panji itu diambil alih oleh suatu Pedang dari pedang Allah, lalu Allah membukakan kemenangan di tangannya.”
Sesudah Panglima yang ketiga gugur menemui syahidnya, dengan cepat Tsabit bin Arqam menuju bendera perang tersebut, lalu membawanya dengan tangan kanannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi di tengah-tengah pasukan Islam agar barisan mereka tidak kacau balau, dan semangat pasukan tetap tinggi…
Tak lama sesudah itu, dengan gesit ia melarikan kudanya kearah Khalid bin Walid, sambil berkata kepadanya, “Peganglah panji ini, wahai Abu Sulaiman…!”
Khalid merasa dirinya sebagai seorang yang baru masuk Islam, tidak layak memimpin pasukan yang di dalamnya terdapat orang-orang Anshor dan Muhajirin yang terlebih dahulu masuk Islam daripadanya, Sopan, Rendah hati, arif bijaksana, itulah sikapnya. Ketika itu ia menjawab, “Tidak….. jangan saya yang memegang panji suci ini, engkaulah yang paling berhak memegangnya, engkau lebih tua, dan telah menyertai perang Badar!
Tsabit menjawab, “Ambillah, sebab engkau lebih tahu siasat perang daripadaku, dan demi Allah aku tidak akan mengambilnya, kecuali untuk diserahkan kepadamu!”  kemudian ia berseru kepada semua pasukan muslim, Bersediakah kalian di bawah pimpinan Khalid?” mereka menjawab, “Setuju!”
Dengan gesit panglima baru ini melompati kudanya, di dekapnya panji suci itu dan mencondongkannya kearah depan dengan tangan kanannya, seakan hendak memecahkan semua pintu yang terkunci itu, dan sudah tiba saatnya untuk di dobrak dan diterjang. Sejak saat itulah, kepahlawanannya yang luar biasa, terkuak dan mencapai titik puncak yang telah ditentukan oleh Allah baginya…
Saat perang Muktah inilah korban di pihak kaum muslimin banyak berjatuhan, dengan tubuh-tubuh mereka berlumuran darah, sedang balatentara Romawi dengan jumlah yang jauh lebih besar, terus maju laksana banjir yang terus menyapu medan tempur.
Dalam situasi yang sangat sulit itu, tak ada jalan dan taktik perang yang bagaimanapun, akan mampu merubah keadaan. Satu-satunya jalan yang dapat dilakukan oleh seorang Komandan perang, ialah bagaimana melepaskan tentara Islam ini dari kemusnahan total, dengan mencegah jatuhnya korban yang terus berjatuhan, serta berusaha keluar dari keadaan itu dengan sisa-sisa yang ada dengan selamat
Pada saat yang genting itu, tampillah Khalid bin Walid, si Pedang Allah, yang menyorot seluruh medan tempur yang luas itu, dengan  kedua matanya yang tajam. Diaturnya rencana dan langkah yang akan diambil secepat kilat, kemudian membagi pasukannya  kedalam kelompok-kelompok besar dalam suasana perang berkecamuk terus. Setiap kelompok diberinya tugas sasaran masing-masing, lalu dipergunakanlah seni Yudhanya yang membawa mukjizat, dengan kecerdikan akalnya yang luar biasa, sehingga akhirnya ia berhasil membuka jalur luas diantara pasukan Romawi. Dari jalur itulah seluruh pasukan Muslim menerobos dengan selamat. Karena prestasinya dalam perang inilah Rasulullah menganugrahkan gelar kepada Khalid bin Walid, “Si Pedang Allah yang senantiasa terhunus”.
Sepeninggal Rasulullah, wafat, Abu Bakar memikul tanggung jawab sebagai Khalifah. Dia menghadapi tantangan yang sangat besar dan berbahaya, yaitu gelombang kemurtadan yang hendak menghancurkan agama yang baru berkembang ini. Berita-berita tentang pembangkangan kaum-kaum dan suku-suku Di Jazirah Arab ini, dari waktu ke waktu semakin membahayakan. Dalam keadaan genting seperti ini, Abu Bakar sendiri maju untuk memimpin pasukan Islam. Tetapi para sahabat utama tidak sepakat dengan tindakan Abu Bakar ini. Semuanya sepakat untuk meminta Khalifah agar tetap tinggal di Madinah.
Sayyidina Ali terpaksa menghadang Abu Bakar dan memegang tali kekang kuda yang sedang di tungganginya untuk mencegah keberangkatannya bersama pasukannya menuju medan perang, sembari berkata, “Hendak kemana Engkau wahai Khalifah Rasulullah, akan kukatakan kepadamu apa yang pernah dikatakan Rasulullah di hari Uhud: “Simpanlah pedangmu wahai Abu Bakar, jangan engkau cemaskan kami dengan dirimu!”
Di hadapan desakan dan suara bulat kaum muslimin, Khalifah terpaksa menerima untuk tetap tinggal di kota Madinah. Maka setelah itu, di bagilah tentara Islam menjadi sebelas kesatuan, dengan beban tugas tertentu. Sedang sebagai kepala dari keseluruhan pasukan tersebut, diangkatlah Khalid bin Walid. Dan setelah menyerahkan bendera kepada masing-masing komandannya, Khalifah mengarahkan pandangan kepada Khalid bin Walid, sambil berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, bahwa sebaik-baik hamba Allah dan kawan sepergaulan, ialah Khalid bin Walid, sebilah pedang diantara pedang Allah yang ditebaskan kepada orang-orang kafir dan munafik…!”
Khalid pun segera melaksanakan tugasnya dengan berpindah-pindah dari suatu tempat medan tempur  ke pertempuran yang lain, dari suatu kemenangan ke kemenangan berikutnya.
Datanglah perintah dari Khalifah Abu Bakar, kepada Panglima yang tak tertandingi ini, agar berangkat menuju Yamamah untuk memerangi Bani Hanifah bersama kabilah-kabilah yang telah bergabung dengan mereka yang terdiri dari gabungan aneka ragam tentara murtad yang paling berbahaya. Pasukan ini di pimpin oleh Musalimah al-Kadzdzab..
Khalid bersama pasukannya mengambil posisi di dataran bukit-bukit pasir Yamamah, dan menyerahkan bendera perang kepada komandan-komandan pasukannya, sementara Musailamah menghadapinya dengan segala kecongkakan dan kedurhakaan bersama dengan pasukan tentaranya yang sangat banyak, seakan-akan tak akan habis-habisnya.
Di tengah pertempuran yang berkecamuk amat dahsyat ini, Khalid melihat keunggulan musuh, ia lalu memacu kudanya ke suatu tempat tinggi yang terdekat, lalu ia melayangkan pandangannya ke seluruh medan tempur. Pandangan cepat yang diliputi ketajaman dan naluri perangnya, dengan cepat ia dapat mengetahui dan menyimpulkan titik kelemahan pasukannya.
Ia dapat merasakan, ada rasa tanggung jawab yang mulai melemah di kalangan parajuritnya di tengah serbuan-serbuan mendadak pasukan Musailamah. Maka diputuskanlah secepat kilat untuk memperkuat semangat tempur dan tanggung jawab pasukan muslimin itu. Di panggilnya komandan-komandan teras dan sayap, ditertibkannya posisi masing-masing di medan tempur, kemudian ia berteriak dengan suaranya yang mengesankan kemenangan:
Tunjukkanlah kelebihanmu masing-masing…, akan kita lihat hari ini jasa setiap suku!
Orang-orang Muhajirin maju dengan panji-panji perang mereka, dan orang-orang Anshor pun maju dengan panji-panji perang mereka, kemudian setiap kelompok suku dengan panji-panji tersendiri. Semangat juang pasukannya jadi bergelora lebih panas membakar, yang dipenuhi dengan kebulatan tekad, menang atau mati syahid. Sedangkan Khalid terus menggemakan Takbir dan Tahlil, sambil memberikan komando kepada para komandan lapangannya. Dalam waktu singkat, berubahlah arah pertempuran, prajurit-prajurit pimpinan Musailamah mulai berguguran, laksana nyamuk yang meggelepar berjatuhan.
Khalid bin Walid berhasil menyalakan semangat keberaniannya seperti sengatan aliran listrik kepada setiap parajuritnya, itulah salah satu keistimewaannya dari sekian banyak keunggulannya. Musailamah tewas bersama para prajuritnya, bergelimpangan memenuhi seluruh area medan pertempuran, dan terkuburlah selama-lamanya bendera yang menyerukan kebohongan dan kepalsuan.
Selanjutnya, Khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid untuk berangkat menuju Irak, maka berangkatlah sang Mujahid ini ke Irak. Ia memulai operasi meliternya di Irak dengan mengirim surat ke seluruh Pembesar Kisra (Kaisar Persia) dan Gubernur-Gubernurnya di semua wilayah Irak.
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Khalid Ibnu Walid kepada para pembesar Persi. Keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk. Kemudian segala puji kepunyaan Allah yang telah memporak porandakan kaki tangan kalian, dan merenggut kerajaan kalian, serta melemahkan tipu daya kalian. Siapa yang shalat seperti shalat kami, dan menghadap kiblat kami, jadilah ia seorang muslim. Ia akan mendaptkan hak seperti hak yang kami dapatkan, dan ia berkewjiban seperti kewajiban kami. Bila telah sampai kepada kalian surat ini, maka hendaklah kalian kirimkan kepadaku jaminan, dan terimalah dariku perlindungan jika tidak, maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, akan kukirimkan kepada kalian satu kaum berani mati, padahal kalian masih sangat mencintai hidup…!”
Para mata-mata yang disebarkannya ke seluruh penjuru Persia datang menyampaikan berita tentang keberangkatan pasukan bala tentara yang sangat besar yang dipersiapkan oleh panglima-panglima Persia di Irak.
Khalid tidak membuang-buang waktu, dengan cepat ia memersiapkan pasukannya untuk menghadapi pasukan Persia tersebut. Dalam perjalanan menuju Persia ini ia berhasil memperoleh kemenangan-kemenangan, mulai dari Ubullah, As-Sadir, di susul Najaf, lalu Al-Hirah, Al-Ambar, sampai Khadimiah. Di setiap tempat yang berhasil ia taklukkan ia disambut wajah berseri penduduknya, karena di bawah bendera Islam, mereka orang-orang yang lemah yang tertindas penjajah Persia, dapat berlindung dengan aman.
Rakyat yang terjajah dan lemah selama ini banyak mengalami derita perbudakan dan penyiksaan dari orang Persia. Khalid selalu berpesan dengan peringatan keras, kepada seluruh pasukannya setiap kali akan berangkat ke medan tempur:
Jangan kalian sakiti para petani, biarkanlah mereka bekerja dengan aman, kecuali bila ada yang hendak menyerang kalian, perangilah orang-orang yang memerangi kalian…”.
Kemenangan yang diraih oleh orang-orang Islam di Irak dari orang Persia menimbulkan harapan diperolehnya kemenangan yang sama pada orang Romawi di Syria. Khalifah Abu Bakar mengerahkan sejumlah pasukan dan menunjuk bebrapa orang pilihan sebagai Panglimanya, seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Amr bin Ash dan Yazid bin Abu Sufyan serta Muawiyah bin Abu Sufyan.
Pada saat balatentara Islam ini mulai bergerak, berita ini sampai kepada Kaisar Romawi. Ia menyarankan para menteri dan Jenderal-jenderalnya supaya berdamai saja dengan orang-orang Islam, dan berperang melawan mereka, karena itu hanya akan menimbulkan kerugian saja. Tetapi para menteri dan Jenderal-Jenderalnya tetap bersikeras hendak meneruskan perang sambil sesumbar: “Demi Tuhan, akan kita layani Abu Bakar itu, sampai ia tidak mampu mendatangkan pasukan berkudanya ke negeri kita ini.”
Mereka menyiapkan tidak kurang dari 240.000 tentara untuk peperangan ini. Para mata-mata pasukan tentara Islam mengirimkan gambaran tentang situasi gawat ini kepada Khalifah. Mengetahui hal itu Abu Bakar berkata, “Demi Allah, semua kekhawatiran dan keragu-raguan mereka akan kusembuhkan dengan kedatangan Khalid.”  Penyembuh kekhawatiran ini, berupa perintah berangkat ke negeri Syam kepada Khalid untuk memimpin seluruh pasukan Islam yang sudah mendahului berada di sana. Dengan sigap Khalid bin Walid melaksanakan perintah Khalifah, dan menyerahkan pimpinan pasukan di Irak kepada Mutsanna bin Haritsah, setelah semua urusannya di Irak selesai, ia segera berangkat menuju Syam.
Di medan perang, sebelum pertempuran di mulai, ia berdiri di tengah-tengah pasukannya sambil berpidato, “Hari ini adalah hari-hari Allah, tak pantas kita di sini berbangga-bangga dan berbuat durhaka….Ikhlaskanlah jihad kalian, dan harapkan Ridlo Allah dengan perangmu! Mari kita bergantian memegang pimpinan, yaitu secara bergiliran. Hari ini salah seorang memegang pimpinan, besok yang lain, lusa yang lain lagi, sehingga seluruhnya mendapat kesempatan memimpin…!”
Balatentara Romawi, jika dilihat dari besarnya jumlah tentara dan perlengkapan persenjataan yang mereka miliki, merupakan sesuatu yang sangat mendebarkan bagi siapa saja yang melihatnya. Tak diragukan lagi, bahwa pasukan Islam sebelum kedatangan Khalid bin Walid merasa gentar dan cemas serta gelisah dalam jiwa mereka. Hanya karena iman merekalah yang membuat hati mereka mantap.
Bagaimanapun hebatnya orang-orang Romawi dan balatentaranya, tapi Abu Bakar telah berkata, “Khalid yang akan menyelesaikannya…, Demi Allah, segala kekhawatiran mereka akan kulenyapkan dengan seorang Khalid! Biarkan orang-orang Romawi dengan segala kehebatannya itu datang! Bukankah bagi kaum muslimin ada tukang pukulnya?”
Khalid bin Walid membrifing komandan-komandan tentaranya, dengan mempersiapkan dan membagi-bagi pada beberapa kesatuan besar. Diaturnya langkah-langkah taktik dan strategi untuk menyerang dan bertahan, untuk menandingi taktik-taktik tentara Romawi, seperti yang telah dialaminya dari kawan-kawannya orang Persia di Irak, dengan melukiskan setiap kemungkinan dari peperangan ini.
Sebelum terjun ke kancah peperangan, ada satu hal yang sedikit menganggu pikirannya, yaitu kemungkinan sebagian anggota pasukannya yang melarikan diri, terutama mereka yang baru saja masuk Islam, setalah mereka melihat kehebatan dan keseraman tentara Romawi.
Salah satu rahasia kemenangan-kemenangan istimewa yang diraih Khalid dalam setiap pertempuran,ialah “Tsabat” artinya tetap tabah dan disiplin. Ia melihat, bahwa larinya dua tiga orang prajurit, akan menyebarkan kepanikan dan kekacauan pada seluruh kesatuan  yang akan berakibat fatal, dan ini merpakan bencana. Oleh sebab itu, tindakannya sangat tegas dan keras sekali terhadap mereka yang membuang senjata dan melarikan diri dari medan pertempuran. Maka dalam peperangan Yarmuk ini, setelah seluruh pasukannya mangambil posisi, dipanggilnya perempuan-perempuan Muslimah untuk memanggul senjata. Mereka diperintahkan untuk mengambil posisi dibelakang barisan pasukan muslimin di setiap penjuru. Khalid berpesan kepada mereka, “Siapa saja yang melarikan diri dari medan pertempuran ini, bunuh saja mereka!”
Sebelum pertempuran dahsyat itu berlangsung, Panglima tentara Romawi meminta Khalid Tampil ke depan, karena ingin berbicara dengannya. Khalid tampil ke depan sehingga mereka berdua saling berhadapan di atas punggung kuda masing-masing, di suatu tempat tanah lapang diantara kedua pasukan.
Panglima pasukan tentara Romawi yang bernama Mahan itu berkata kepada Khalid:
Kami tahu, bahwa yang mendorong kalian keluar dari negeri kalian tidak lain hanyalah karena kelaparan dan kesulitan, jika kalian setuju, saya beri dari masing-masing kalian ini 10 dinar lengkap dengan pakaian dan makanan, asalkan kalian pulang kembali ke negeri kalian. Dan di tahun yang akan datang saya akan kirimkan sebanyak itu pula……!
Mendengar itu, bukan main marahnya Khalid, tapi hal tetap ditahan, sambil menggetakkan giginya, ia menganggap suatu penghinaan dan kekurang ajaran dari panglima Romawi itu. Lalu di jawabnya dengan berucap:
Bahwa yang mendorong kami keluar dari negeri kami, bukan karena lapar seperti yang anda kira, tapi kami adalah suatu bangsa yang biasa minum darah. Dan kami sangat paham, bahwa tak darah yang lebih manis dan lebih enak dari darah orang-orang Romawi, karena itulah kami datang!”
Panglima Khalid bin Walid menggeretakkan kekang kudanya, sambil kembali ke barisan pasukannya, diangkatnya bendera tingi-tinggi sebagai tanda dimulainya pertempuran. “Allahu Akbar,……berhembuslah angin surga,” teriaknya. Di tengah-tengah poertempuran sengit itu berlangsung, ada salah seorang dari tentara muslim yang mendekati Abu Ubaidan bin Jarrah, sambil berkata, “Aku sudah bertekad untuk mati syahid, apakah anda mempunyai pesan penting yang bisa kusampaikan kepada Rasulullah saw, jika aku menemuinya nanti?” Abu Ubaidah menjawab, “Ada, sampaikan kepada beliau, Ya Rasululullah, sesungguhnya kami telah menemukan bahwa apa yang telah di janjikan Allah, memang benar!”
Setelah itu, lelaki itu pergi menyeruak ke tengah-tengah medan pertempuran dengan menyerang bagai anak panah yang lepas dari busurnya. Ia menyerbu ke tengah-tengah pertempuran dahsyat, merindukan tempat peraduan, sampai akhirnya ia mati syahid. Dia adalah Ikrimah Abu jahal, anak Abu Jahal. Ia berseru kepada barisan tentara orang-orang Islam, pada saat tekanan tentara Romawi semakin berat, dengan suara lantang, dia berkata, “Sungguh aku telah lama memerangi Rasulullah di masa lalu, sebelum aku mendapat hidayah dari Allah, masuk Islam. Apakah pantas aku lari hari ini, dari musuh-musuh Allah ini?” sambil berteriak ia berseru kepada pasukan Muslim, “Siapa yang bersedia dan berjanji untuk mati?”
Sekelompok pasukan muslimin berjanji kepada Ikrimah untuk berjuang sampai mati, kemudian mereka sama-sama menyerbu ke jantung pertahanan musuh, mereka hanya mencari kemenangan, tetapi jika kemenangan itu harus ditebus dengan jiwa raganya, mereka sudah siap untuk mati syahid….. Allah menerima pengorbanan  dan bai’at mereka, mereka semuanya mati syahid.
Di tengah pertempuran sengit itu, Khalid bin Walid mengerahkan 100 orang tentaranya, tidak lebih. Mereka diperintahkan untuk bersamanya menyerbu sayap kiri pasukan tentara Romawi yang jumlahnya tidak kurang dari 40.000 orang tentara. Khalid berpesan kepada mereka,: “Demi Allah, yang diriku di tangan-Nya, tak ada lagi kesabaran dan ketabahan yang tinggal pada orang-orang Romawi, kecuali apa yang kami lihat! Sungguh, aku berharap Allah memberikan kesempatan kepada kalian untuk menebas batang-batang keher mereka…!”
Kehebatan Khalid bin Walid ini sangat mengagumkan para panglima dan komandan tentara Romawi. Hal ini mendorong salah seorang dari mereka, bernama Georgius, mengundang Khalid pada saat-saat peperangan berhenti beristirahat, untuk bercakap-cakap. Panglima Romawi itu berkata kepada Khalid:
Tuan Khalid,….jujurlah anda kepadaku, jangan berbohong, sebab orang merdeka itu tak pernah bohong! Apakah Tuhan telah menurunkan sebilah pedang kepada Nabi anda dari langit, lalu pedang itu diberikannya kepada anda, hingga setiap anda hunuskan terhadap siapapun, pedang tersebut pasti membinasakannya?” jawab Khalid, “Oh, tidak.”
Orang itu bertanya lagi, “Mengapa anda dinamakan Si Pedang Allah?” Jawab Khalid, “Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada kami, sebagian kami ada yang membenarkannya, dan sebagian lagi ada yang mendustakannya sehingga Allah menjadikan hati kami menerima Islam, dan memberi petunjuk kepada kami melalui Rasul-Nya, lalu kami berjanji setia kepadanya……, Rasulullah mendoakanku dan berkata kepadaku, “Engkau adalah pedang Allah diantara sekian banyak pedang-pedang-Nya.” Demikianlah, maka aku diberi julukan  pedang Allah”.
Dialog selanjutnya terjadi antara panglima itu dengan Khalid:
  • Kepada siapa anda sekalian diserunya?
  • Kepada Men-tauhid-kan Allah dan kepada Islam
  • Apakah orang-orang yang masuk Islam sekarang akan mendapatkan pahala seperti anda juga?
  • Memang, bahkan lebih……..
  • Bagaimana dapat terjadi, padahal anda telah lebih dahulu memasukinya?
  • Karena sesungguhnya kami telah hidup bersama Rasulullah dan kami telah melihat tanda-tanda Kerasulan dan mukjizatnya, dan wajar bagi setiap orang yang telah melihat seperti yang kami lihat, dan mendengar seperti yang kami dengar, akan masuk Islam dengan mudah. Adapun anda, wahai orang-orang yang belum pernah melihat dan mendengarnya, lalu anda beriman kepada yang gaib, maka pahala anda lebih berlipat ganda dan besar, bila anda membenarkan Allah dengan hati ikhlas serta niat yang suci…
Panglima Romawi itu kemudian berseru sambil memajukan kudanya ke dekat Khalid dan berdiri disampingnya “Ajarkanlah kepadaku Islam itu, wahai Khalid….! Maka setelah itu masuk islamlah si panglima itu, dan salat dua rakaat, satu-satunya salat yang sempat dilakukan, karena setelah peristiwa itu kedua pasukan mulai bertempur lagi. Panglima Romawi, Georgius, yang sekarang bertempur di pihak kaum muslimin itu, dengan matian-matian menuntut syahid, sampai ia mencapainya dan ia mendapatkannya……..
Kehidupan Khalid bin Walid adalah perang sejak lahir sampai matinya. Lingkungan, Pendidikan, pertumbuhan dan seluruh hidupnya, sebelum dan sesudah Islam, seluruhnya merupakan arena bagi seorang pahlawan Berkuda yang sangat lihai dan ditakuti
Pedangnya adalah alat yang sangat ampuh sebagai penebus masa lalunya. Pedang yang berada dalam genggaman seorang panglima berkuda seperti Khalid, dan tangan yang menggenggam pedang itu digerakkan oleh hati yang bergelora serta di dorong oleh pembelaan yang mutlak terhadap agama yang suci, sungguh amat sulit bagi pedang ini untuk melepaskan diri sama sekali dari pembawaannya yang keras dan dahsyat, dan ketajamannya yang memutus…….
Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, “Tak ada seorang wanita pun yang akan sanggup melahirkan lagi laki-laki seperti Khalid. Ia adalah pribadi yang sering dilukiskan oleh para sahabat-sahabat maupun musuh-musuhnya, dengan: “Orang yang tidak pernah tidur, dan tidak membiarkan orang lain tidur.”
Suatu saat ia pernah berkata: “Tak ada yang dapat menandingi kegembiraanku, bahkan lebih pada saat malam pengantin, atau di saat dikaruniai Bayi, yaitu suatu malam yang sangat genting, dimana aku dengan ekspedisi tentara bersama orang-orang Muhajirin menggempur kaum musyrikin di waktu subuh.”
Ada sesuatu yang selalu merisaukan pikirannya sewaktu masih hidup, yaitu kalau-kalau ia mati di atas tempat tidur, padahal ia telah menghabiskan seluruh usianya di atas punggung kuda perang dan dibawah kilat pedangnya.
Ketika itu ia berkata: “Aku telah ikut serta berperang dalam pertempuran di mana-mana, seluruh tubuhku penuh dengan tebasan pedang, tusukan tombak serta tancapan anak panah…….kemudian inilah aku, tidak seperti yang aku inginkan, mati di atas tempat tidur, laksana matinya seekor unta.”
Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia berwasiat kepada Khalifah Umar, agar Khalifah mewakafkan harta kekayaan yang ia tinggalkan, yang berupa Kuda dan Pedangnya. Selebihnya tidak ada lagi barang berharga yang dapat dimiliki oleh orang.
Seumur hidupnya ia tak pernah dipengaruhi oleh keinginan, kecuali menikmati kemenangan dan berjaya mengalahkan musuh kebenaran.
Tak satupun kesenangan duniawi yang dapat mempengaruhi keinginan nafsunya, kecuali hanya satu, yaitu barang yang dengan sangat hati-hati sekali dan mati-matian ia menjaganya. Barang itu berupa Kopiah. Pernah suatu ketika, kopiah itu jatuh dalam perang Yarmuk. Ia bersama beberapa pasukannya dengan susah payah mencarinya. Ketika orang lain mencelanya karena itu, ia berkata, “Di dalamnya terdapat beberapa helai rambut dari ubun-ubun Rasulullah saw”.
Di saat jenazahnya di usung beberapa sahabat keluar dari rumahnya, sang ibu memandangnya dengan kedua mata yang bercahaya memperlihatkan kekerasan hati tapi disaput awan duka cita, lalu melepaskannya dengan kata-kata:
Jutaan orang tidak dapat melebihi keutamaanmu….
Mereka gagah perkasa tapi tunduk di ujung pedangmu…
Engkau pemberani melebihi Singa Betina…..
Yang sedang mengamuk melindungi anaknya……
Engkau lebih dahsyat dari air bah…..
Yang terjun dari celah bukit curam ke lembah……
Rahmat Allah bagi Abu Sulaiman,
Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada yang ada di dunia.
Ia hidup terpuji, dan berbahagia setelah mati…..



 
Copyright 2010 skooplangsa. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog