Who Else Wants to Learn Arabic So They Can Speak Arabic Confidently and Naturally?

Halaman

Khalifah Utsman bin Affan RA(sang dermawan yang terzalimi)

NASAB DAN KETURUNAN BELIAU
Utsman bin Affan bin Abil 'ASh bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luwa'i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'addu bin 'Adnan.
Abu Amr, Abu Abdullah al-Quraisy, al-Umawi Amirul Mukmini Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua orang puttri Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi'ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha' binti Abdul Muthalib paman RAsulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam.
Beliau salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga kandidat Khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan kesepakatan kaum Muhajjirin dan Anshar, juga merupakan khulafaur Rasyidin yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.
CIRI-CIRI DAN AKHLAK BELIAU
Beliau Radiallahu anhu adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang. Dikatakan pada wajah beliau Radiallahu anhu terdapat bekas cacar.
Dari az-Zuhry berkata, "Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang, berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar.
Beliau Radiallahu anhu memiliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk mendorong mereka agar lebih mendahulukan sesuat yang kekal daripada sesuatu yang fana. Sebagaimana telah dilakukan oleh Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam terkadang beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak memberi kaum yang lain karena
khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka. Sebagaiman kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam atas pembagian harta rampasan perang Hunain.
Imam Ahmad berkata, "Telah mengatakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim ia berkata, telah mengatakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim ia berkata, telah mengatakan kepada kami yunus yakni Ibnu 'Ubaid ia berkata, telah mengatakan kepadaku 'Atha' bin Farrakah Maula Qurasyiyin bahwa Utsman bin Affan menjual sebidang tanah kepada seseorang hanya saja orang tersebut telambat menerimanya, ketika beliau bertemu dengan beliau menanyakan sebabnya, "Apa yang menyebabkan kamu terlambat menerima hartamu?" Ia menjawab, "Engkau telah menipuku! Setiap aku bertemu dengan seseorang ia menyesalkan pembelian tanah tersebut. Beliau berkata, "Apa hanya itu yang membuatmu terlambat?Jawabnya, "Benar". Beliau berkata, "Kamu boleh pilih apakah kamu meminta uang itu kembali atau mengambil tanah"
Kemudia 'Atha' bin Farrakah Maula Qurasyiyin berkata, "Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda : "Allah memasukkan ke dalam surga seorang yang mempermudah jual beli, menghukum dan terhukum."
Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah Radiallahu anhu datang menemui Utsman bin Affan Radiallahu anhu di luar masjid dan berkata kepada beliau, "Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam padamu sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya! "utsman menjawab, "Uang tersebut sudah kami hibahkan kepadamu karena kepahlawananmu."
Ash-Sham'i berkata, "Ibnu 'Amir mengangkat Quthn bin 'Auf al-Hilaly sebagai gubernur di daerah Karman. Maka datanglah pasukan kaum muslimin yang berkekuatan empat ribu personil. KEtika itu ada sebuah lembah sedang dialiri air yang menghalangi perjalanan tentara tersebut. karena khawatir mereka terlambat maka ia berkata, "Barang siapa yang berhasil melintas sampai ke seberang maka ia mendapat hadiah sebanyak seribu dirham." Mereka harus melewati tantangan yang besar ini. Setiap kali orang berhasil melewati Quthn berkata, :Berikan hadiahnya!" Hingga semua pasukan berhasil melintasi
aliran air tersebut. Dan total hadiah yang diberikan sebanyak empat juta dirham, namun Ibnu 'Amir enggan untuk memberikannya, lantas ia mengirim surat kepada Utsman bin Affan, beliau mmenjawab, "Berikanlah uangnya karena ia telah membantuk kaum muslimin yang sedang berada di jalan Allah." Mulai hari itu dinamakanlah hadiah itu dengan nama hadiah penyebrangan lembah.


ISLAM DAN JIHAD UTSMAN BIN AFFAN
Utsman bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ash-Shiddiq, Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negeri Ethopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam (istri beliau) yang sedang sakit. Jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam menikahkan dengan adiknya yang bernama Ummu Kultsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika menjadi istri beliau. Beliau ikut serta pada peperangan Uhud, Khandaq, Perjajnjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam membaiatkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan 'Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dan segala perlengkapannya.
Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam . Rasulullah bersabda, "Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali)."
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam pergi menunaikan haji Wada' bersama beliau. Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam wafat dalam keadaan riddho terhadap Utsman bin Affan. Kemudian beliau menemani Abu Bakar dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar bin Khathab dengan baik dan Umar bin Khathab wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang paling istimewa diantara anggota lainnya.
Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar Radiallahu anhu. Allah banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negeri Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam ke sebelah barat dan timur bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik" (An-Nur :55)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agam meskipun orang-orang musyrik benci." (Ash-Shaf :9)
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda :
"Jika Kaisar mati maka tidak ada lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tidak ada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya harta-harta mereka akan digunakan untuk perang di jalan Allah."
Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan Radiallahu anhu
KEISTIMEWAAN UTSMAN BIN AFFAN RADIALLAHU ANHU
Imam al-Bukahri berkata dalam Shahihnya, "Bab Manaqib Utsman bin Affan Abi Amr al-Quraisyi."
. Berita Gembira bahwa Beliau adalah penduduk Surga
a. Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda: Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga." Maka sumur tersebut digali oleh Utsman
b. Beliau bersabda lagi :
"Barangsiapa mendanai pasuka 'Usrah maka untuknya surga." Maka Utsman bin Affan mendanai pasukan tersebut.
c. Dari Abu Musa al-Asy'ary Radiallahu anhu bahwa Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam masuk ke dalam sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda :
Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga." Ternyata lelaki tersebut adalah Abu Bakar. Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda, "Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga." Ternyata lelaki tersebut adalah Umar bin Khathab. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, "Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai cobaan yang menimpanya." Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan.
Hammad berkata ,"telah mengatakn kepada kami 'Ashim al-Ahwal dan Ali bin al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan AShim menambahkan bahwa Nabi Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam sedang duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis beliau-atau lututnya-, disaat Utsman bin Affan masuk beliau menutup lututnya.
Utsman adalah salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan Rasulnya dan berhijrah dua kali
Dari Ibnu Syihab ia berkata, "Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin 'Ady bin al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata,
"Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya al-Walid, akrena orang-orang sedang sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku berniat menemui Utsman hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat. Kukatakan kepadanya, "Ada yang perlu aku bicarakan denganmu yang isisnya merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, "Hai lelaki menjauhlah!" Ma'mar berkata, "Aku mengira beliau berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu" - Kemudia aku pun kembali menemui keduanya. Kemudia datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata, "Apa isi nasihatmu?" Aku katakan, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus Muhammad Shallahu 'Alaihi wa Salam dengan membawa kebenaran serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan Rasulnya Shallahu 'Alaihi wa Salam, engkau juga telah melakukan hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam dan telah melihat langsung sunnah beliau. Lihatlah masyarakat sedang sibuk memebicarakan tentang kasus al-Walid. Ia bertanya, "Apakah engkau sempat menemui Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam?" Aku jawab, "Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai padaku sebagaimana sucinya seorang perawan di balik hijabnya."
Ia berkata, "Amma Ba'du, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus dan Muhammad Shallahu 'Alaihi wa Salam dengan membawa kebenaran dan aku termasuk salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, aku beriman dan apa yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali- sebagaimana yang telah engkau katakan- dan aku juga telah menemani dan membai'at Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam. Demi Allah aku tidak pernah mendurhakai dan mengkhianati beliau hingga Allah mewafatkan beliau, demikian juga Abu Bakar dan Umar kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku memiliki haq seperti haq mereka?" Aku jawab, "Benar." Ia berkata lagi, " Ada apa dengan berita-berita yang sampai kepadaku?" Adapun tentang permaslahan al-Walid akan kita selesaikan dengan benar insya Allah. Kemudian beliau memanggil Ali bin Abi Thalib Radiallahu Anhu dan memerintahkannya agar bendera al-Walid sebanyak delapan puluh kali."
. Kabar gembira bahwa beliau mati syahid
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik Radiallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam menaiki gunung Uhud beserta Abu Bakar, Umar dan Utsman. Maka tiba-tiba gunung itu bergoncang, segera Rasulullah memukulkan kakinya dan berkata, "Diamlah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu hanyaalah seorang Nabi, shiddiq dan dua orang syahid."
Tingkat keistimewaan beliau
Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radiallahu anhu berkata, "Pada zaman Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam kami tidak menyamakan Abu Bakar dengan sahabat yang lain kemudian Umar dan kemudia Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain."
Persaksian Ibnu Umar tentang keistimewaan Utsman dan pembelaannya terhadap beliau
Diriwayatkan dari Utsman bin Mauhab ia berkata, " Seorang lelaki datang dari mesir untuk melaksanakan ibadah haji, lantasi ia melihat suatu kaum sedang duduk-duduk, ia bertanya , "Siapa mereka?" mereka mengatakan, "Mereka adalah kaum Quraisy," Ia bertanya lagi, "Siapa yang paling alim diantara mereka?" Mereka menjawab, "Abdullah bin Umar.". Kemudian ia berkata kepadanya, "Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya sesuatu kepada anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman lari meninggalkan pasukan pada perang Uhud?" Ibnu Umar menjawab, "Benar." Ia kembali bertanya, "Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang Badar?" Ibnu Umar menjawab, "Benar." Ia kembali bertanya ,"Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut pada Bai'at Ridhwan?" Ibnu Umar menjawab, 'Benar.". Lelaki itu berkata, 'Allahu Akbar." Ibnu Umar berkata, "Kemarilah aku akan jelaskan kepadamu tentang permasalahan tersebut. Adapun mengenai larinya beliau pada perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapatkan ampunan dari Allah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam yang sedang sakit dan Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda kepadanya,
"Sesungguhnya engkau mendapat pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian pada harta rampasannya."
Adapun ketidakikutsertaan beliau pada Bai'at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seseorang yang lebih terhormat di Kota Mekkah selain Utsman tentunya Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam akan menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namu Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam tetap mengirimkan Utsman ke Mekkah dan Bai'at Ridhwan terjadi setelah
kepergian Utsman ke Mekkah, Rasulullah mengisyaratkan dengan tangan kanannya seraya bersabda, "Ini adalah tangan Utsman." Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda, "Ini adalah Bai'at Utsman." Ibnu Umar berkata kepada lelaki itu, "Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu."
Imam Ahmad berkata, "Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah mengatakan kepada kami dan berkata, Uqail telah mengabarkan kepadaku dari ibnu Siyad dari Yahya bin Sa'id bin al-'Ash bahwa Sa'id bin al-"ash telah menceritakan kepadaku bahwa 'Aisyah istri Nabi Shallahu 'Alaihi wa Salam dan Utsman telah menceritakannya kepada Abu Bakar meminta izin kepada Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam dan beliau sedang berbaring ditempat tidurnya dengan selimut 'Aisyah Radiallahu anha. Rasulullah memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Abu Bakar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Kemudia Umar datang meminta izin kepada Rasulullah. Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah itu Umar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lantas Utsman berkata, "Lantas aku pun minta izin lalu Rasulullah duduk dan bersabda kepada 'Aisyah, "Ambillah selimutmu!" Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi. 'Aisyah berkata, "Ya Rasulullah! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar dan Umar tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?" Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir jika aku menyambutnya dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi mengungkapkan keperluannya."
Laits berkata, "Sekelompok orang berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda kepada 'Aisyah, "Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat tehadap dirinya?"
Imam Ahmad berkata, "Waqi' telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid al-Hadzdza' dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda,
"Orang yang paling penyayang diantar umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas terhadap agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui halal haram adalah Mu'adz bin Jabal, yang paling hafal tentang al-Quran adalah Ubay dan yang paling mengetahui tentang ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat memiliki seseorang yang terpercaya dan orang yang terpercaya dan orang yang terpercaya dikalangan umatku adalah Abu 'Ubaidah bin al-Jarrah."
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Majah dari Hadist Khalid al-Hadzdza'. At-Tirmidzi berkata, "Hadis ini hasan shahih."
Sufyan bin yaqub berkata, "Hisyam bin 'Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata, "Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, "Yunus bin Maisarah telah mengatakan kepda kami dari Abi Idris dari Mu'addz bin Jabbal, Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda,
"Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletkakkan disebuah daun timbangan dan ummatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat daripada mereka. Kemudia diletkaan Abu Bakar diletkakkan disebuah daun timbangan dan ummatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat daripada mereka. Lantas diletkakkan Umar daun timbangan dan ummatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat daripada mereka. Lalu diletakkan Utsman diletkakkan pada daun timbangan dan ummatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat daripada mereka."
Wasiat Nabi kepada utsman bin Affan agar tetap sabar dan tidak memenuhi tuntutan agar ia mundur dari jabatan.
Imam Ahmad berkata, "Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi'ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin 'Amir dari an-Nu'man bin Basyir dari 'Aisyah Radiallahu anha ia berkata, "Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam mengutus kepada Utsman bin Affan agar ia datang menghadap. Ketika ia datang Rsaulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya maka salah seorang kamipun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah sambil menepuk pundaknya,
'Wahai Utsman mudah-mudahan Allah akan memakaikan untukmu sebuah pakaian dan jika orang-orang munafik ingin melepas pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku (meninggal). " Tiga kali
(dikutip dari Kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir)
Peristwiwa terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu
Ketika Utsman Radhiyallahu ‘anhu melihat bahwa ajakan untuk berdamai dengan mereka tidak berhasil,bahkan pengepungan mereka terhadapnya semakin menjadi-jadi, beliaupun bermusyawarah dengan
Abdullah bin Salam. Abdullah bin Salam pun memberikan isyarat agar beliau menahan diri dari memerangi mereka,agar hal tersebut semakin bisa menjadi hujjah bagi beliau di sisi Allah kelak. Abdullah bin Salam berkata kepada beliau : "Tahan dan tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu".
Dan ketika para sahabat menyaksikan kebengisan orang-orang yang mengepung beliau dan merekapun mengkhawatirkan diri

Utsman Radhiyallahu ‘anhu, maka sekelompok dari mereka mendatangi beliau serta menawarkan untuk membela beliau, namun Utsman Radhiyallahu ‘anhu menolak tawaran tersebut.
Kemudian mereka mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan menawarkan kembali dengan lebih bersemangat lagi, namun beliau tetap menolaknya dengan sangat. Dan ketika para sahabat melihat perkara tersebut sudah amat membahayakan, mereka bersiap-siap untuk berperang demi membela beliau. Sebagian mereka masuk ke rumah Utsman, akan tetapi beliau Radhiyallahu ‘anhu telah bertekad untuk tidak mengadakan perlawanan sama sekali,sehingga hal ini mencegah mereka untuk merealisasikan keinginan mereka yang mendalam untuk membela beliau Radhiyallahu ‘anhu.
Haritsah bin An-Nu'man Radhiyallahu ‘anhu pernah datang kepada beliau yang dalam keadaan terkepung, seraya berkata : "Jika anda mau, maka kami akan berperang membelamu".
Dan datang kepada beliau pula Al-Mughirah bin Syu'bah dan Abdullah bin Az-Zubair, bahkan Ka'ab bin Malik mengerahkan orang-orang Anshar untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, seraya berkata :
"Wahai kaum Anshar, jadilah kalian sebagai penolong (agama) Allah" (2x). Maka orang-orang Anshar pun datang kepada Utsman dan mereka berdiri didepan pintu beliau. Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu pun menemui beliau, sambil berkata : "Mereka orang-orang Anshar telah ada didepan pintu, jika engkau mau, maka kita adalah para penolong (agama) Allah" (2X), namun beliau tetap menolak. Beliau berkata : "Aku tidak membutuhkan hal ini, tahanlah diri-diri kalian".
Hasan bin Ali juga mendatangi beliau dan berkata kepada beliau : "Apakah perlu aku menghunuskan pedangku ?" Beliau menjawab : "Tidak, aku berlepas diri kepada Allah dari menumpahkan darahmu, masukkan pedangmu dan kembalilah kerumah ayahmu !".
Pada saat para sahabat telah melihat bahwa perkaranya telah membesar, sebagian mereka bertekad untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, meski tanpa meminta pendapat beliau. Sebagian diantara mereka masuk kerumah Utsman dengan bersiap-siap untuk berperang. Dan Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu telah berada dirumah beliau, dengan menghunuskan pedang serta memakai baju
perang untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, akan tetapi Utsman tetap berkeinginan agar dia keluar dari rumahnya, karena dikhawatirkan dia akan terbunuh oleh para pendemo.
Demikian pula dengan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau telah menghunuskan pedang dan masuk kerumah Utsman serta berkata : Wahai Amirul Mukminin, bolehkah aku membelamu ? Beliau menjawab : Wahai Abu Hurairah, apakah engkau suka untuk membunuh semua orang ini dan aku pula ? Beliau menjawab : Tidak. Utsman berkata : Demi Allah, sesungguhnya jika engkau membunuh salah satu orang saja, maka seolah-olah engkau telah membunuh semuanya. Maka beliau pun kembali dan tidak berperang. Didalam riwayat lain : bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu sudah menghunuskan pedangnya hingga Utsman melarang beliau.
Abu Hurairah pun berdiri seraya berkata : Tidakkah kalian ingin aku beritahu sesuatu yang pernah didengar oleh telingaku dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ? Mereka menjawab : Ya.
Beliau lalu berkata : Aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda : " Akan datang setelahku nanti berbagai fitnah dan tragedi. Kami lalu bertanya : Lalu
bagaimana menyelamatkan diri darinya, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : (Pergilah) kepada
seorang yang amin/amanat dan tentaranya, dan beliau menunjuk ke arah Utsman.
Orang-orang itu pun berdiri, seraya berkata : "Mata-mata kami telah menguatkan kami, maka
ijinkan kami untuk berjihad". Tapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu menjawab : "Tetaplah kalian mentaati perintahku yaitu agar tidak berperang".
Hasan bin Ali dan saudaranya Husein, Ibnu Umar, Ibnu Az-Zubeir dan Marwan, mereka semua
pergi dengan membawa persenjataan lengkap hingga masuk ke rumah Utsman. Lalu Utsman berkata
"Hendaklah kalian kembali, letakkan senjata dan tetaplah kalian di rumah-rumah kalian".
Ibnu Siirin Rahimahullahu berkata : Ada 700 sahabat yang bersama Utsman di rumah beliau. Oleh karena itu, tampak jelas tuduhan dusta kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar bahwa mereka tidak mau menolong Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Setiap riwayat yang terdapat tuduhan tersebut, tidak lepas dari cacat, bahkan lebih dari satu cacatnya baik dalam sanad atau matannya.


Ketika sebagian sahabat melihat bahwa Utsman telah bertekad untuk menolak memerangi para pendemo/pengepung dan bahwasanya para pengepung sudah bertekad untuk membunuh Utsman, maka mereka tidak mendapatkan jalan untuk melindungi beliau melainkan menawarkan kepada beliau bantuan untuk bisa keluar ke Mekah melarikan diri dari para pengepung itu. Akan tetapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu tetap menolak tawaran mereka.
Ada lima sebab mengapa Utsman Radhiyallahu ‘anhu tetap bersikap menolak semua tawaran diatas, padahal beliau sangat membutuhkan bantuan dan pembelaan :
1- Demi mengamalkan wasiat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang dibisikkan
kepada beliau dan beliau telah menjelaskannya ketika hari pengepungan tersebut yaitu bahwasanya sikap beliau itu adalah untuk menepati janji kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
2- Apa yang terkandung dalam ucapan beliau Radhiyallahu ‘anhu : "Aku tidak ingin menjadi orang pertama yang menumpahkan darah kaum muslimin sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam". Maksudnya beliau tidak mau menjadi orang pertama ditengah umat ini sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang menumpahkan darah kaum muslimin.
3- Beliau tahu bahwa para pemberontak itu tidak menginginkan melainkan beliau saja, maka beliau tidak ingin menjadikan para sahabat sebagai perisai. Bahkan sebaliknya, beliau lebih suka menjadi perisai bagi kaum muslimin.
4- Beliau tahu bahwa fitnah ini akan berakhir dengan terbunuhnya beliau. Yang demikian itu, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada beliau ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi beliau kabar gembira dengan surga karena musibah yang akan menimpanya.
Dan telah nampak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa waktunya sudah dekat. Dan yang menguatkan hal tersebut pula apa yang beliau lihat dalam mimpi pada malam sebelum terbunuhnya beliau, yaitu melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang berkata kepada beliau : Berbukalah bersama ku esok hari. Beliau memahami bahwa waktu terbunuhnya beliau telah dekat.
5- Demi mengamalkan nasehat Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan kepada beliau : "Tahan dan tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu". Tidak diragukan lagi, bahwa beliau Radhiyallahu‘anhu diatas kebenaran dalam bersikap, karena telah shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa fitnah itu akan terjadi dan beliau bersaksi bahwa Utsman dan para sahabatnya berada diatas kebenaran.
Perang ketika pengepungan
Didalam riwayat yang shahih dikisahkan bahwa empat orang dari pemuda Quraisy dikeluarkan dari
rumah Utsman dalam keadaan berlumuran darah dan mereka membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Mereka adalah Hasan bin Ali, Abdullah bin Az-Zubair, Muhammad bin Hathib dan Marwan bin Al-Hakam.
Pengepungan terakhir
Diakhir hari pengepungan yaitu dihari terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu, beliau tidur kemudian pagi harinya mengatakan : Biarlah mereka itu membunuhku. Lalu beliau juga berkata : Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam didalam mimpi, bersama Abu Bakar dan Umar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Wahai Utsman, berbukalah bersama kami". Pada pagi harinya beliaupun berpuasa dan pada hari itu pula beliau terbunuh.
Kronologi pembunuhan
Pengepungan berlanjut hingga pagi hari jumat, yang bertepatan dengan 12 Dzul Hijjah 35 H. Pada
waktu itu Utsman Radhiyallahu ‘anhu sedang duduk dirumahnya bersama para sahabat yang berjumlah banyak sekali dan selain mereka yang ingin membela dan melindungi beliau dari kebengisan para pendemo tersebut. Dan Utsman Radhiyallahu ‘anhu telah memeritahkan mereka untuk keluar dari rumah dan melarang mereka untuk membelanya, namun mereka tetap berkeinginan membela beliau, seperti yang telah disebutkan.
Dan terkahir kali, beliau dapat menjadikan mereka menerima perintah beliau, hingga mereka semua keluar dari rumah dan membiarkan beliau sendiri dengan para pendemo itu. Tidak ada yang
tersisa dirumah melainkan Utsman dan keluarganya saja. Tidak ada lagi seorang pun yang menjaga Utsman. Lalu beliau membuka pintu rumah.
Pada saat itu beliau Radhiyallahu ‘anhu sedang berpuasa, lalu tiba-tiba masuk seseorang yang tidak disebutkan namanya. Ketika dia melihat beliau Radhiyallahu ‘anhu dia berkata : "Antara aku dan engkau adalah kitabullah", kemudian dia keluar


dan meninggalkan Utsman. Tidak berselang lama, masuk seseorang dari Bani Sadus yang dijuluki sebagai Al- Maut Al-Aswad (Kematian hitam), lalu dia mencekik beliau dan cekikannya seperti tebasan pedang.
Dia berkata : "Demi Allah, aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lembut dari lehernya. Aku telah mencekiknya, hingga aku melihat nafasnya seperti jin yang mengalir di tubuhnya".
Kemudian dia menebaskan pedangnya kepada beliau, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhu pun menangkisnya dengan tangan
beliau, hingga terputus. Lalu Utsman berkata : "Demi Allah, ini adalah tangan yang pertama kali menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an". Yang demikian itu, karena beliau termasuk para penulis wahyu (al-Qur'an) dan beliau termasuk orang pertama yang menulis mushaf dengan didekte langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau terbunuh dan mushaf berada didepan beliau.
Darah mengalir dari potongan tangan beliau hingga mengenai mushaf yang berada didepan beliau
yang sedang beliau baca. Darah tersebut jatuh pada firman Allah : Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS.Al-Baqarah : 137]
Ketika pembunuh Utsman – telahselesai, dia mengangkat atau membentangkan tangannya didalam rumah, seraya berkata : Akulah pembunuh nya
Ruh beliau yang suci itu pun naik kepada Rabnya dengan penuh keridhaan dan mengadukan kedzaliman para pelakunya. Semoga keridhaan Allah bagi Utsman dan semoga Allah memasukkannya kedalam surga-Nya yang luas bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam serta para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau wafat pada hari jumat pagi 12 Dzul Hijjah .
Ucapan para sahabat tentang terbunuhnya UtsmanRadhiyallahu ‘anhu
Terbunuhnya Utsman amatlah tragis, hingga Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu setiap kali teringat
akan hal itu beliau menangis hingga terseduh-seduh. Sa'id bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Seandainya ada orang yang ditenggelamkan didalam bumi, maka kalian lebih berhak untuk ditenggelamkan karena perbuatan kalian terhadap Utsman”.
Dari Abu Utsman An-Nahdhi bahwasanya Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Seandainya pembunuhan terhadap Utsman itu benar maka umat ini akan memeras susu, akan tetapi hal itu adalah kesesatan, oleh karena itu umat Islam akan memeras darah”.
Ibnu Asaakir meriwayatkan dengan sanad kepada Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : “Sesungguhnya Islam dahulu dalam benteng yang kokoh, akan tetapi mereka melubangi benteng Islam tersebut dengan pembunuhan terhadap Utsman. Mereka menggoreskan goresan dan tidak dapat menutupnya kembali sampai hari kiamat. Dan penduduk Madinah dahulu memiliki kekhalifahan, tapi mereka mengeluarkannya, dan tidak akan mungkin kembali lagi kepada mereka.
Ibnu Katsir meriwayatkan dalam kitab al- Bidayah wan Nihayah dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : “Lebih baik aku terjatuh dari langit ke bumi dari pada aku ikut serta dalam pembunuhan terhadap Utsman”.
Ummu Sulaim Al-Anshariyah berkata : “Ketika aku mendengar pembunuhan terhadap Utsman
Radhiyallahu ‘anhu : “Tidaklah mereka akan menuai kecuali (pertumpahan,kerugian)
Kepemimpinan Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.


Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding dengan Nabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
Sebagai Contoh :
1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.
3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
Masa Kekhalifahan
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.
Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.
Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Sidangpun memutuskan Ustman sebagai khalifah.dan. Ali kemudian menerima keputusan itu.
Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.
Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali.
Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di masjid.
Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian.
Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopelpun sempat dikepung.


Prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain :
1. Menaklukan Syiria, kemudian mengakat Mu’awiyah sebagai Gubernurnya.
2. Menaklukan Afrika Utara, dan mengakat Amr bin Ash sebagai Gubernur disana.
3. Menaklukan daerah Arjan dan Persia.
4. Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran.
5. Memperluas Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Mekkah.
6. Membakukan dan meresmikan mushaf yang disebut Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-qur’an yang dipakai oleh seluruh umat islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman membuat lima salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam.
7. Setiap hari jum’at beliau memerdekakan seorang budak (bila ada)
Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madina

Related Article:

0 comments:


 
Copyright 2010 skooplangsa. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog